Apa yang kita dapat dari jenjang S2 (atau S3)?

yang didapat dari jenjang s2 s3

Beberapa hari yang lalu sempat beredar wacana tentang pendidikan tinggi yang dianggap “kurang bermanfaat” dalam meniti karir, termasuk mencari kerja. Apakah benar begitu? Sebenernya apa keuntungan yang kita dapat dari jenjang S2 (atau S3)? Berikut sebuah sudut pandang.

Pola pikir sistematis dan mindset yang baik

Di tiap jenjang pendidikan tinggi, kita selalu dituntut untuk bisa menyelesaikan sebuah permasalahan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kita harus melalui langkah-langkah yang sistematis (dan saintifik). Sehingga lulusan S2 (atau S3) sudah terbiasa dengan pola pikir yang sistematis untuk memecahkan suatu masalah.

Memiliki mindset yang tepat juga dapat membantu kita dalam melihat suatu permasalahan.

Apakah mindset dan pola pikir yang sistematis bisa bikin dapet kerja?
Kenapa engga? Anggap saja bahwa “tidak punya pekerjaan yang sesuai” sebagai suatu permasalahan yang perlu kita pecahkan. Kalau kita sudah punya modal pola pikir yang tepat, maka ngga akan sulit memecahkan itu.

Atau bahkan meng-invent pekerjaan itu sendiri. Dengan pola pikir sistematis dan mindset yang peka terhadap suatu problem, kita bisa menawarkan solusi terhadap masalah tersebut. Dan voila! Jadilah pekerjaan!

Keilmuan yang mendalam pada satu topik

Sama halnya seperti dokter umum yang ingin jadi spesialis. Pastinya karena ingin mendalami SATU bidang saja secara lebih mendalam.

Buat sejawat yang keilmuan favoritnya tidak ada dalam spesialisasi, harus gimana donk? Jawabannya ambil S2 atau S3. Dengan begitu studi kita akan lebih fokus ke bidang favorit. Kita pun bisa punya peluang menjadi expert di topik tersebut. Karena ngga mungkin kita menjadi “ahli di segala bidang” kan?

Baca juga  Dimana saya bisa belajar eksperimen laboratorium untuk modal S2/S3?

Jadi, buat yang gemar manajerial, bisa ambil MARS. Yang demen kajian epidemiologi, bisa ambil Magister Epidemiologi. Yang suka molekular, bisa ambil Magister Biomedik. Sama dengan spesialisasi.

Kesempatan menimba ilmu yang tidak linier dengan kedokteran

Merasa salah jurusan jadi dokter? Pingin ganti haluan jadi yang lain? Jenjang S2 adalah salah satu momen yang tepat untuk yang pingin mendalami keilmuan yang tidak linear!

Misalnya, seorang dokter yang concern dengan komunikasi, bisa kok ambil jenjang S2 Komunikasi. Apalagi yang gemar dengan hukum. Bisa kok ambil S2 Hukum Kesehatan misalnya.

Network

Pernah kebayang ngga, kalo kita suka terjun ke manajemen rumah sakit, lalu lanjut S2 bidang Manajemen Rumah Sakit (MARS/MMR), maka temen sekelas kita adalah orang-orang yang pernah atau akan bekerja di manajemen RS. Misalnya, seorang calon direktur RS, seorang owner klinik/RS, atau seorang pemilik jaringan RS misalnya. Artinya, kita dikelilingi oleh orang yang tepat, yang bisa memberi kita peluang atau bahkan lowongan pekerjaan!

Memang, kalau kita melihat lamaran pekerjaan, maka hanya segelintir lowongan saja yang menginginkan lulusan pendidikan tinggi S2 (atau S3), misalnya dosen atau PNS. Karena, umumnya para lulusan S2 (atau S3) ini bukan lagi mendapat pekerjaan dari sebuah lowongan, tetapi melalui jejaring alias networking mereka.

Seorang lulusan MARS yang kemudian menjadi direktur di RS salah satu teman kuliah S2 mereka, itu wajar. Untuk seorang di lingkungan pendidikan tinggi, referral adalah salah satu teknik mencari pekerjaan yang paling oke. Dan untuk bisa sukses, kita harus memiliki jejaring yang bagus pula. Walaupun tetap tidak bisa menemukan

Kalau ditanya apa yang kita dapat dari jenjang S2 (atau S3)? Salah satunya adalah jejaring alias network ini.

Baca juga  Habis internship langsung ambil PhD: Harus bayar sendiri? Bisa!

Well, ini hanya segelintir hal aja yang bisa kita dapat dari jenjang S2 (atau S3), TANPA melihat apakah itu di luar atau dalam negeri dan TANPA melihat mendapat beasiswa atau nggak.

Yang jelas, kalau kita berpikir bahwa jenjang pendidikan tinggi tidak akan mempermudah kita mendapat pekerjaan, maka HANYA itulah yang akan kita dapatkan. Ada banyak sisi positif lain yang bisa kita dapatkan selain hanya melihat sisi “cuan”-nya saja. Ingat, rejeki ngga selalu datang dalam bentuk uang.

Tapi tentu tidak luput dari sisi negatifnya. Untuk itu, sebelum melangkah ke jenjang pendidikan tinggi, ada baiknya untuk merencanakan dan mempelajari tentang masing-masing jenjang pendidikan. Ngga tertutup hanya untuk S2 dan S3 saja, tapi juga untuk jenjang lain, termasuk spesialisasi.

Yuk buka kembali pikiran dan wawasan kita. Karena yang membedakan orang sukses dan tidak adalah peluang dan kesempatan yang bisa mereka raih.

Leave a Reply