Apa itu sebenarnya General Practitioner (GP)?
Mungkin banyak diantara kita yang menyandangkan gelar sebagai general practitioner (GP) setelah lulus dari fakultas kedokteran. Tapi taukah teman-teman, jika gelar GP sebenarnya tidak sama dengan dokter umum, berdasarkan tingkat pendidikannya. Jadi, apa itu General Practitioner?
Daftar isi
General Practitioner itu…
Menurut National Health Service (NHS) di UK, GP didefinisikan sebagai dokter yang secara umum merawat semua kondisi medis umum dan merujuk pasien ke rumah sakit dan layanan medis lainnya untuk perawatan darurat dan spesialis.
GP bekerja dalam tim yang lebih luas untuk tujuan promotif, preventif dan juga kuratif bagi pasien dengan penyakit kronis atau penyakit dengan perawatan jangka panjang.
Sementara itu di US, GP dikenal juga sebagai family doctors or internists, seperti dilansir WebMD. Tugas mereka melakukan pelayanan kesehatan termasuk merujuk jika dibutuhkan tindakan spesialisasi. Tujuan utama mereka adalah untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegahnya masuk rumah sakit.
Sekilas, tugas GP terdengar seperti tugas sehari-hari dokter umum di Indonesia. Namun, ternyata gelar GP bukanlah gelar yang disematkan kepada dokter yang baru saja menyelesaikan pendidikan kedokterannya.
Apa arti General Practitioner
Dalam sejarah kedokteran dunia, tugas GP awalnya diemban oleh dokter apapun yang lulus dari fakultas kedokteran dan bekerja di komunitas, seperti layaknya dokter umum di Indonesia. Hal ini yang menjadikan orang tidak sadar apa itu General Practitioner.
Namun, sejak era tahun 1950, GP berubah menjadi sebuah spesialisasi khusus dengan hak dan kewajiban berbeda, yang dapat diperoleh dengan training khusus di bidang GP, yang ini dikukuhkan dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978, yang menjadi fondasi primary care dan general practice.
Secara garis besar, setelah lulus sekolah kedokteran atau medical school, para dokter ini akan dihadapkan pada pilihan, apakah mau jadi seorang generalist atau specialist. Keduanya sama-sama membutuhkan training tambahan yang dilakukan setelah pendidikan dasar (MD) dan internship.
GP di berbagai negara di dunia
Konsep dokter umum sebagai seorang generalist yang melalui pendidikan lanjutan juga sudah diselenggarakan di banyak negara di dunia. Umumnya, mereka menyelenggarakan pendidikan yang disebut family physician, family medicine, GP, dan semacamnya.
Asia
Di negara seperti India, Bangladesh dan Pakistan, umumnya dokter menyelesaikan pendidikan dasar mereka selama 4,5-5 tahun dan diikuti dengan internship selama 1 tahun. Setelah itu mereka dapat memilih training atau residensi sebagai GP atau spesialisasi lainnya.
Eropa
Di Perancis dan Yunani, dokter dapat menjadi seorang GP setelah melewati training selama 3 tahun dan 3 tahun 2 bulan setelah mereka lulus dari medical school.
Sementara di negara yang peran GP-nya sudah sangat mumpuni seperti di Belanda dan Belgia, seorang dokter harus melalui training selama 3 tahun diluar medical school dan internship. Dimana training tersebut dilakukan di faskes primer pada tahun pertama dan ketiga, dan di rumah sakit pada tahun kedua, mirip dengan kurikulum yang diterapkan di prodi spesialis KKLP di Indonesia.
Di negara dimana GP menjadi kunci bagi tindakan spesialisasi seperti di Swedia, lamanya training bisa mencapai 5-6 tahun! Sebab mereka juga dilatih untuk melakukan bedah kecil, hingga melakukan terapi psikiatris.
Hal ini sejalan dengan training GP yang ada di UK, dimana dokter harus melalui 2 tahun Foundation Training dan 3 tahun GP Specialty Training Programme setelah pendidikan dokter mereka.
Amerika
Spesialisasi family medicine di US diresmikan pada 1970. Sejak saat itu, dokter yang ingin menjadi seorang family medicine practitioners harus menjalani residensi di family medicine dan melalui proses board certification.
Uniknya, dokter yang tidak melakukan residensi family medicine dan tidak melalui proses board certification tetap dapat bekerja sebagai “general practitioner” di 47 dari 50 negara bagian di Amerika.
Hanya saja, “general practitioner” ini tidak dapat melakukan praktik obestetri seperti pelayanan pada ibu hamil dan pemasangan kontrasepsi, sebab mereka tidak melalui training obstetri seperti dokter yang menjalani residensi family medicine.
Australia
Negara persemakmuran Inggris seperti Australia dan New Zealand memiliki sistem yang hampir sama. Untuk dapat menjadi seorang GP, dokter di Australia yang telah melewati internship, dapat mendaftar sebagai Resident Medical Officer sebelum memulai training mereka, baik sebagai generalist maupun specialist.
Setelah itu mereka dapat mengikuti program Australia General Practice Training Program selama 3-4 tahun.
Sama halnya dengan di New Zealand dimana dokter lulusan baru harus mengikuti General Practice Education Program yang terbagi dalam 2 stages selama 36 bulan untuk mendapat titel Fellowship of the Royal New Zealand College of General Practitioners (FRNZCGP).
Kesimpulan
Saat ini, di Indonesia belum mengenal apa itu sesungguhnya GP, karena selama ini tugas-tugas GP diembankan kepada dokter muda yang baru lulus pendidikan kedokterannya, atau dokter umum.
Kini, Indonesia sedang mulai menata sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran yang baru, dengan mengintegrasikan Sp. KKLP di dalamnya, harapannya Indonesia dapat menyusul negara-negara lain di dunia yang sudah menerapkan spesialisasi khusus GP.