Teknologi AI dan Kardiovaskular: Sudah Sampai di Manakah Kita?
Belakangan ini, muncul berita viral di media yang mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin yang menyinggung auskultasi dan AI dalam deteksi penyakit kardiovaskular. Meskipun pemeriksaan auskultasi adalah pemeriksaan yang vital untuk diagnosis pada penyakit jantung, kenyataannya, saat ini AI memainkan peran yang semakin penting dalam kedokteran kardiovaskular. Perannya mulai dari meningkatkan kualitas diagnosis, perawatan, pemantauan pasien, dan penelitian. Memang, seperti apa teknologi AI di bidang Kardiovaskular?
Daftar isi
Pencitraan (imaging)
Menurut artikel yang dirilis pada tahun 2023 di European Heart Journal, saat ini ada lebih dari 300 perangkat berkemampuan AI yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dalam bidang radiologi dan kardiovaskular. Algoritma pada perangkat berkemampuan AI ini digunakan untuk menganalisis echocardiogram, MRI, dan CT scan untuk mendeteksi kelainan kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan penyakit katup jantung dengan akurasi dan efisiensi yang tinggi.
Dengan pemanfaatan teknologi AI ini, dokter dapat mengidentifikasikan penyakit jantung dengan lebih cepat dan lebih akurat, sehingga dokter memiliki lebih banyak waktu untuk mer berdiskusi dengan pasien mengenai rencana terapi.
Prediksi Risiko dan Stratifikasi
AI dapat memprediksi risiko kejadian kardiovaskular (misalnya, serangan jantung, stroke) dengan menganalisis data pasien, termasuk riwayat medis, faktor gaya hidup, dan informasi genetik. Misalnya, analisis Skor Risiko Framingham bisa dilakukan secara otomatis melalui algoritma AI berdasarkan informasi data pasien.
Bahkan, di rumah sakit besar seperti Mayo Clinic di Amerika Serikat (AS), AI-assissted-screening tools digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti disfungsi ventrikel kiri, dan pemanfaatan teknologi ini dapat mendeteksi resiko sebesar 93%.
Deteksi Dini Penyakit
Selain berfungsi sebagai alat skrining, penerapan teknologi AI pada EKG telah menghasilkan tes berbiaya rendah yang dapat digunakan secara luas untuk mendeteksi keberadaan pompa jantung yang lemah. Mayo Clinic yang memiliki database lebih dari 7 juta EKG telah membuat teknologi berbasis AI yang dapat mendeteksi fibrilasi atrium (AFib) lebih cepat, bahkan sebelum gejalanya terlihat. Irama jantung yang salah juga disebut fibrilasi atrium.
Personalized Medicine
Dengan teknologi AI, dokter dapat menganalisis data spesifik pasien untuk merekomendasikan rencana perawatan yang lebih personalized, seperti kombinasi dan dosis obat optimal untuk mengelola kondisi seperti hipertensi dan gagal jantung, dengan mempertimbangkan kondisi pasien sesuai dengan analisis dari data pasien.
Selain itu, di bidang Genomik, AI dapat menginterpretasikan data genomik untuk mengidentifikasi predisposisi genetik terhadap kondisi kardiovaskular tertentu, memungkinkan strategi pencegahan dan perawatan yang dipersonalisasi.
Pemantauan dan Manajemen Pasien
Saat ini, penggunaan perangkat wearable bertenaga AI, misalnya, smartwatch, dapat digunakan untuk memantau tanda-tanda vital seperti detak jantung, tekanan darah secara real-time, yang bermanfaat untuk membangun data yang digunakan untuk deteksi dini abnormalitas.
Bahkan, dewasa ini, Fitur EKG pada Apple Watch, yang dikombinasikan dengan algoritma AI, dapat mendeteksi fibrilasi atrium dan memberi tahu pengguna sekaligus menotifikasi dokter mereka seperti yang kini dikembangkan oleh Mayo Clinic, AS. Dengan teknologi ini memungkinkan pemantauan jarak jauh pasien dengan kondisi kardiovaskular kronis, sekaligus dapat memberikan early warning pada penyedia layanan kesehatan tentang potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Contoh Alat AI di Kedokteran Kardiovaskular
- Zebra Medical Vision (sekarang Nano X Vision): Menggunakan AI untuk membaca pemindaian pencitraan medis dan mendeteksi kondisi kardiovaskular.
- HeartFlow: Menggunakan AI untuk membuat model 3D dari arteri koroner dari CT scan, membantu mendiagnosis penyakit arteri koroner.
- AliveCor: Menghasilkan perangkat EKG yang didukung AI yang mendeteksi aritmia, termasuk fibrilasi atrium, melalui perangkat seluler.
- Eko: Menggabungkan stetoskop digital dengan algoritma AI untuk mendeteksi murmur jantung dan anomali jantung lainnya.
AI dalam kedokteran kardiovaskular menjanjikan peningkatan akurasi diagnosis, personalisasi perawatan, peningkatan hasil pasien, dan alur kerja klinis yang lebih efisien, yang pada akhirnya mengarah pada perawatan yang lebih baik dan sistem kesehatan yang lebih efisien. Meskipun, penggunaan AI masih belum dapat menggantikan pemeriksaan fisik terhadap pasien, termasuk auskultasi.