Diremehkan dan dianggap tidak penting, malah memenangkan Nobel Medicine/Physiology 2023: Katalin Karikó

Siapa sangka biochemist pemenang Nobel Medicine/Physiology 2023 ini pernah diremehkan dan berkali-kali pengajuan grant penelitiannya ditolak, sebelum berhasil mengembangkan teknologi terapi berbasis mRNA yang salah satunya digunakan sebagai dasar pengembangan vaksin COVID-19 berbasis mRNA.

Setelah sempat dianggap tidak penting, ternyata penemuannya bersama immunologist Drew Weissman justru mendapat hadiah Nobel.

Katalin Karikó: peneliti yang tumbuh dalam kemiskinan

Karikó adalah seorang peneliti berkebangsaan Hungaria yang lahir di Hungaria. Ia dibesarkan di rumah kecil yang mana tidak memiliki akses ke air, tanpa memiliki kulkas maupun televisi. Ayahnya hanya seorang pemotong daging, dan ibunya bekerja sebagai bookkeeper.

Meski hidup dalam kemiskinan, Karikó sudah menunjukkan minat yang besar di ranah sains sejak dini. Ia sudah memenangkan kompetisi biologi di tingkat SD.

Ia kemudian menekuni bidang biologi dengan mengambil jurusan biologi di University of Szeged dan melanjutkan jenjang S3 di bidang biokemistri di universitas yang sama. Ia kemudian mendapatkan posisi sebagai peneliti postdoctoral di Institute of Biochemistry, Biological Research Centre (BRC) di Hungaria.

Tidak ada dana penelitian, grant penelitian yang ditolak, dan berpindah ke sana ke mari

Awal perpindahan Karikó ke Amerika Serikat diawali karena tidak adanya dana penelitian di institusinya bekerja di Hungaria (BRC). Ia menerima tawaran bekerja di Temple University, AS, sebagai peneliti postdoktoral.

Ketertarikannya terhadap RNA membawanya bekerja untuk sebuah clinical trial terapi double stranded DNA (dsDNA) pada penderita HIV di Temple University, sebelum akhirnya Karikó berpindah ke University of Pennsylvania untuk memulai proyeknya seputar messenger RNA (mRNA) bersama cardiologist Elliot Barnathan.

Baca juga  Apakah benar biaya STR/SIP itu mahal??

Karikó bekerja sebagai adjunct profesor di universitas tersebut selama 2 dekade sambil mengembangkan teknologi mRNA. Ia beberapa kali mengajukan grant dana penelitian untuk teknologi terapi gen berbasis mRNA, tapi terus mendapat penolakan, karena idenya dianggap tidak lebih menarik dibanding teknologi kedokteran kala itu.

Ia bahkan sempat dipotong gaji dan di mutasi dari posisinya karena kegagalannya dalam mendapatkan grant bertubi-tubi.

Menemukan solusi namun ditolak jurnal besar

Meskipun banyak hal yang menghalangi karir seorang Karikó, dirinya tidak menyerah dan tetap gigih mempelajari teknologi mRNA.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan immunologist Drew Weissman. Bersama Weissman, Karikó menemukan solusi untuk membuat teknologi mRNA yang dikembangkannya tidak memicu inflamasi berlebihan dengan memodifikasi nucleoside.

Penemuan kunci ini ternyata membuat teknologi mRNA menjadi non-immunogenic dan dapat diterapkan ke berbagai macam aplikasi medis (termasuk vaksin COVID-19 di masa depan). Namun, ternyata, penemuan penting ini justru ditolak oleh jurnal besar sekelas Nature dan Science, kemudian diterbitkan oleh jurnal Immunity.

Mendirikan perusahaan dan tetap melanjutkan penelitian

Setelah mendapat penolakan demi penolakan, Karikó dan Weissman akhirnya mendirikan perusahaan bernama RNARx, yang kemudian mendapatkan patent pada tahun 2006 dan 2013 untuk penggunaan non-imunogenik nuklosida pada mRNA untuk menurunkan respon imun pada antiviral.

Pada tahun 2013, Karikó meninggalkan posisinya di University of Pensylvania untuk bekerja pada BioNTech RNA Pharmaceutical sebagai vice president setelah menyadari bahwa dirinya tidak bisa mengembangkan teknologi mRNA lebih jauh di dalam lingkungan universitas, sambil tetap melanjutkan tugas akademiknya di universitas sebagai adjunct professor.

Selama karirnya, Karikó telah mendapatkan berbagai patent untuk pemanfaatan mRNA dan juga berbagai penghargaan terkait temuannya tersebut, sebelum akhirnya dihadiahi Nobel pada tahun 2023.

Baca juga  Pendidikan Kedokteran: jaman dulu dan sekarang

Kini Karikó kembali ke Hungaria dan bekerja sebagai profesor di University of Szeged.

Kunci kesuksesan Katalin Karikó

Dari perjalanan karirnya, ada pelajaran penting yang dapat dipetik, yaitu tentang persistent dan perseverance. Sebab tanpa kegigihan dan ketekunan, Karikó tidak akan dapat melalui rintangan yang ada.

Hanya kegigihan dan ketekunan yang membuat Karikó dapat bertahan untuk tetap meneliti mRNA meskipun tidak ada orang yang tertarik.

Bagaimana dengan kamu, sudah cukup gigih dan tekun kah?

Leave a Reply