Apakah dokter hanya bisa jadi dokter? Tentu tidak. Tapi…
Banyak orang berpikir bahwa dokter bekerja hanya dengan berpraktik di dokter. Sehingga seorang dokter sudah sepatutnya bekerja di rumah sakit, mengambil spesialisasi, bekerja sebagai dokter dan pengajar, dan bekerja di rumah sakit. Padahal, itu mindset yang kuno. Sekarang banyak dokter yang juga berkiprah di bidang lain lho, tidak hanya jadi dokter.
Saat ini sudah banyak teman sejawat dokter yang memperluas kiprahnya ke ranah lain, seperti ranah ekonomi, hukum, bahkan hingga ke ranah entrepreneurship dan juga entertainment. Karena memang tidak ada larangan dan tidak ada hukum yang mengikat dokter “hanya” bekerja menjadi dokter.
Sangat wajar seorang dokter sekolah hukum, tidak hanya di jenjang S2, bahkan juga jenjang S1. Dewasa ini juga semakin banyak dokter yang memperdalam bidang ekonomi dan finansial, bahkan sampai mengambil sertifikasi finansial. Bahkan mengambil bidang komunikasi!
Di bidang entrepreneurship, mungkin kita mengenal dr. Tirta dengan usaha cuci sepatunya. Tapi sebenernya dr. Tirta hanyalah satu diantara ribuan dokter yang akhirnya lebih enjoy terjun di dunia entrepreneurship. Mulai dari usaha di bidang kesehatan seperti rumah sakit, klinik, klinik kecantikan, hingga bidang non-medis mulai dari kuliner, hingga ke industri fashion.
Yang jelas, menjadi dokter tidak berarti menutup pintu untuk kita berkreasi di bidang lain. Ini bahkan tidak tertulis di sumpah dokter. Jadi sah-sah saja kalau kita mau berkreasi. Karena, sama seperti manusia lain, dokter juga berhak untuk berkembang sesuai peminatannya, ASALKAN, dokter tidak lupa hal-hal berikut ini.
Selalu mengingat sumpah dokter.
Karena gelar dokter adalah gelar seumur hidup yang disematkan dengan lafal sumpah yang itu berlaku seumur hidup. Meskipun bekerja sebagai pebisnis, artist, dan profesi non klinis lain pun, tetap gelar dokter dan sumpah yang dibawa akan berlaku.
Ingat poin-poin isi sumpahnya ya, termasuk bagaimana memperlakukan sejawat, bagaimana menghormarti kehidupan semenjak konsepsi, dan lainnya. Jangan sampai kiprah kita di bidang lain membuat lupa sumpah kita. Karena itu sumpah, bukan kontrak kerja ya.
Ingatlah kode etik profesi.
Hal ini kerap terlewatkan. Padahal selama masih menggunakan gelar profesi kita (dokter/dr.) maka kita juga harus patuh pada kode etik yang menyertainya.
Mau jadi penyanyi, pebisnis, politisi, tiktoker, influencer, boleh. Yang pasti harus menjaga nama profesi yang disematkan.
Jangan lupa empati.
Mau jadi dokter atau yang lain, tetep jangan pernah lupa sama empati ya.
Tiga poin utama ini menjadi hal yang terpenting untuk teman-teman dokter yang ingin berperan ganda di bidang lain. Sisanya, tinggal kemauan dan kemampuan kita. Terutama kemampuan untuk manajemen waktu. Karena menjalankan profesi dokter sudah sangat menyita waktu, apalagi peran ganda!
Untungnya, kehadiran teknologi dapat membantu menjembatani para dokter ini untuk dapat makin berkiprah di bidang lain. Sehingga dokter tidak hanya jadi seorang dokter!
Kalau kata dr. Adam Prabata, “Jangan pernah terpenjara dengan gelar kita!”
Setuju?