Sistem pendidikan kedokteran klinis di Malaysia: Serupa tapi tak sama

Uniknya, di Malaysia, hanya MO dibawah KKM yang mendapatkan permanent posting saja yang bisa melanjutkan sekolah dan mendapatkan Hadiah Latihan Persekutuan (HLP), sebutan untuk beasiswa spesialis dari pemerintah. Namun, sejak akhir tahun 2022 ini ada skema baru yang memungkinkan pegawai kontrak untuk mendapatkan beasiswa.

Persaingan untuk mendapatkan HLP atau beasiswa dapat dibilang sangat kompetitif karena hanya ada 5 universitas di Malaysia yang menawarkan program pendidikan dokter spesialis, yaitu UM, UKM, USM, IIUM, dan UiTM.

Biasanya, para MO yang lolos seleksi beasiswa ini adalah mereka yang sudah bekerja 4–5 tahun, namun bisa juga lebih cepat bagi dokter yang daerah/rumah sakitnya membutuhkan. Tidak heran jika rata-rata para PPDS di Malaysia di atas 30 tahun.

Selama menempuh pendidikan, seorang MO akan mendapatkan gaji sesuai paygrade-nya, tidak perlu membayar uang SPP, dan mendapat allowance untuk pelatihan seperti ATLS & ACLS.

Untuk mendapatkan HLP, ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh seorang MO, mulai dari seleksi administratif, ujian tulis Medical Specialist Pre-entrance Examination (MedEx), dan interview.

Secara umum, ada 2 jalur untuk spesialisasi di Malaysia. Yang pertama adalah jalur Master Student dan jalur parallel pathway.

Jalur Master Student adalah jalur umum bagi para dokter di Malaysia seperti yang sudah dijelaskan di atas. Programnya berbasis universitas (university-based), namun bisa ditempatkan di rumah sakit pemerintah sesuai ketetapan KKM, dengan durasi pendidikan 2 tahun di rumah sakit pendidikan (in-campus) dan 2 tahun di rumah sakit pemerintah non-pendidikan (out-campus).

Sedangkan jalur parallel pathway adalah jalur kerja sama dengan kolegium dari UK, dengan mengikuti standar kompetensi negara-negara commonwealth, sehingga kompetensinya pun diakui di sana.

Yang membedakan jalur parallel dengan jalur Master Student adalah jalur ini tidak perlu membuat tesis, cukup mengikuti rotasi sesuai kurikulum di rumah sakit pemerintah (hospital-based), melengkapi logbook, dan mengikuti ujian kolegium dari UK. Contoh program parallel pathway yaitu Membership of the Royal Colleges of Physicians (MRCP) untuk penyakit dalam dan Membership of the Royal College of Surgeons (MRCS) untuk bedah.

Baca juga  #maujadi PPDS di Amerika: menjadi Psychiatrict di Negara Maju

Namun, tidak ada beasiswa untuk parallel pathway, sehingga seorang MO harus mengeluarkan biaya sendiri. Tujuan diadakannya jalur parallel pathway ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di Malaysia.

Spesialis

Setelah menyelesaikan pendidikan spesialis, seorang spesialis baru akan mendapat penempatan dan menempuh gazettement. Gazettement adalah masa percobaan di mana para spesialis baru ini masih akan disupervisi oleh spesialis yang lebih senior di rumah sakit tempat mereka ditempatkan.

Spesialis yang sudah lulus akan dikumpulkan dan bertemu dengan Head of Service dari KKM. Head of service adalah perwakilan dari kolegium yang secara struktural berada di bawah KKM. Merekalah yang bertugas mengatur pemerataan dokter spesialis.

Di pertemuan tersebut akan ada negosisasi untuk penempatan para spesialis baru ini. Mereka harus menjalani pengabdian selama 7 tahun sesuai kontrak yang mereka tandatangani sebelum menerima beasiswa, baru setelahnya diperbolehkan resign dari KKM atau mereka harus membayar denda.

Jadi, apakah sistem pendidikan dan kedokteran di Indonesia sudah mirip di Malaysia? Yang mana yang lebih menarik??

Kontributor: dr. Aji Caesar W.

Reference

[1]https://www.malaymail.com/news/malaysia/2020/08/04/malaysias-doctor-population-ratio-surpasses-who-recommendation-says-health/1890919

[2]https://www.moh.gov.my/index.php/pages/view/126?mid=28

Leave a Reply

%d bloggers like this: