PPDS di luar negeri: Malaysia vs Singapura vs Filipina
Kalau membayangkan PPDS di luar negeri, mungkin ngeri rasanya. Tapi, jadi tidak terlalu mengerikan jika kita mengincar negara-negara ASEAN yang memiliki kultur dan budaya yang mirip.
Namun, diantara negara-negara ASEAN, ada beberapa negara yang lebih unggul baik di bidang kedokteran maupun dari segi bahasa pengantarnya yang merupakan bahasa Inggris, yaitu Malaysia, Singapura, dan Filipina. Sehingga, jika kita memilih untuk melanjutkan jenjang PPDS di negara ini, kendala yang didapatkan tidak terlalu banyak.
Nah, sejawat sudah tau atau belum bedanya ketiga negara ini dalam bidang pendidikan spesialisasi? Yuk kita kupas tipis-tipis di artikel ini!
Hospital-based vs University-based residency
Dari ketiga negara tersebut, ternyata Malaysia memiliki sistem PPDS yang mirip dengan di Indonesia, yaitu menggunakan sistem university-based residency, dimana pendidikan PPDS diampu oleh universitas seperti layaknya mahasiswa.
Sementara di Singapura dan di Filipina, menganut sistem hospital-based residency, sehingga para PPDS direkrut dengan cara yang mirip dengan perekrutan tenaga kerja. Jika sistem PPDS di Singapura mirip dengan sistem PPDS di UK (karena sesama negara commonwealth), maka sistem PPDS di Filipina lebih mirip dengan sistem PPDS Amerika.
Penyetaraan pendidikan dan licensing
Sama halnya seperti seorang dokter asing yang masuk ke Indonesia, dokter Indonesia yang akan berpraktik dalam hal bekerja maupun dalam hal studi PPDS di luar negeri pun perlu mengikuti serangkaian proses untuk mendapatkan izin praktik atau medical lisence. Salah satu proses di dalamnya adalah proses penyetaraan pendidikan.
Di Malaysia, dokter yang merupakan lulusan universitas yang diakui oleh Konsil Kesehatan Malaysia (MMC), tidak perlu melakukan penyetaraan, karena pendidikan kedokterannya diakui oleh pemerintah setempat. Sehingga, dokter dapat mendaftar ke program PPDS di universitas tujuan seperti halnya di Indonesia.
Di Filipina, dokter asing harus melakukan proses Qualifying Assessment/Examination yang dilakukan oleh Professional Regulation Commission (PRC) dengan mengirimkan beberapa dokumen dan melakukan ujian/assesment jika permohonan mereka diterima. Khusus untuk dokter dari wilayah ASEAN, ada pengecualian dalam proses ini seperti tertera pada laman ini.
Sementara di Singapura, proses untuk licensing dan penyetaraan lebih rumit. Apalagi Singapura tidak mengakui pendidikan dokter dari universitas di Indonesia. Bagi dokter asing atau international medical graduates (IMG), mereka harus memiliki offer atau tawaran posisi di rumah sakit di Singapura terlebih dahulu, misalnya sebagai clinical observership, dimana dari sini dokter dapat memperoleh ijin sementara. Atau, mereka harus mendapatkan pendidikan post-graduate (S2/S3) di Singapura terlebih dahulu.
Selanjutnya, dokter asing harus registrasi di Konsil Kedokteran Singapura (SMC) dengan syarat yang tertera dalam laman mereka. Dengan kondisi Singapura yang memiliki jumlah dokter yang cukup tinggi, untuk mendapatkan ijin praktik ini akan sangat ketat penyaringannya. Sehingga, kalau tidak benar-benar berusaha, akan sulit mendapatkan ijin ini, sebelum bisa melakukan pendaftaran untuk PPDS.
Durasi pendidikan
Ternyata, meskipun sama-sama negara ASEAN, dan sama-sama memiliki sistem hospital-based residency, baik Filipina maupun Singapura memiliki durasi studi yang cukup berbeda, seperti tertera pada tabel berikut:
Sementara di Malaysia, durasi pendidikannya bergantung pada program studi dan universitas tujuan. Namun, secara garis besar durasinya berkisar antara 4-5 tahun dengan maksimal 7 tahun.
Nah, kalau kamu ingin menjalani pendidikan spesialisasi di negara ASEAN, kira-kira negara mana yang cocok untukmu?
Buat yang ingin ikut event sharing dan diskusi bersama PPDS di Malaysia dan Filipina, bisa cek langsung infonya di laman ini!
Source:
https://www.standyou.com/blog/medical-residency-training-program-mdms-in-malaysia/
https://www.standyou.com/blog/medical-residency-training-program-in-philippines/
https://www.physician.mohh.com.sg/medicine/residency/about-residency
https://www.standyou.com/blog/medical-residency-in-singapore/
https://www.fakultaskedokteran.id/2021/11/cara-menjadi-dokter-medis-di-singapura-8-langkah.html
https://kadaristiana.wordpress.com/2014/01/09/karir-dokter-indonesia-sebagai-klinisi-di-singapura/
https://www.tiktok.com/@drtonysetiobudi/video/7195339833697504513