Fakultas Kedokteran Indonesia yang Diakui di Luar Negeri: Malaysia, Thailand, dan Singapura

Pingin bekerja sebagai dokter di luar negeri? Tapi pingin negara yang dekat? Bekerja di negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Singapura bisa menjadi pilihan. Tapi, tahukah sejawat bahwa tidak semua fakultas kedokteran di Indonesia diakui di luar negeri?

Penyetaraan pendidikan kedokteran

Sebelum seorang dokter bisa berpraktik di manapun, perlu dilakukan penilaian apakah pendidikan kedokteran yang diperoleh oleh dokter tersebut sudah setara/setingkat levelnya dengan negara tersebut.

Kalau di Indonesia, semua dokter harus menjalani ujian UKMPPD, sehingga dokter yang lulus ujian tersebut bisa dikatakan “setara” tingkat pendidikannya, dan bisa berpraktik. Ujian ini bisa disebut juga sebagai ujian penyetaraan bagi dokter Indonesia.

Namun, tidak semua orang perlu melakukan penyetaraan. Untuk dokter yang pendidikan kedokterannya diakui, maka ia tidak perlu melakukan yang namanya “penyetaraan”.

Misalnya, seorang dokter lulusan Harvard, jika ia ingin bekerja diluar Amerika, maka dokter tersebut tidak perlu melakukan penyetaraan, atau tahap penyetaraannya akan lebih mudah. Sebab kurikulum Fakultas Kedokteran Harvard sudah diakui di dunia.

Hal ini juga berlaku bagi dokter Indonesia yang ingin berpraktik di luar negeri. Beberapa mensyaratkan penyetaraan melalui serangkaian ujian penyetaraan. Namun, untuk beberapa lulusan universitas yang jurusan kedokterannya diakui di negara tersebut, maka proses penyetaraannya akan lebih mudah, bahkan terkadang tidak diperlukan sama sekali!

Sayangnya, tidak semua universitas di Indonesia memiliki fakultas kedokteran yang diakui negara lain, bahkan diantara negara-negara ASEAN.

Fakultas Kedokteran yang diakui di luar negeri: Malaysia

Negara yang paling dekat dan berbatasan langsung dengan Indonesia salah satunya adalah Malaysia. Negara ini dulu kerap mengirimkan dokter-dokternya untuk bersekolah di Indonesia.

Baca juga  Master of Science in Cardiovascular Science: Sulitkah? #maujadimaster #masterinUK

Namun, kini tidak sedikit dokter Indonesia yang kemudian melanjutkan pendidikan di sana dan bahkan bekerja di Malaysia.

Berdasarkan Malaysian Medical Council (MMC), ada 13 Fakultas Kedokteran dari 13 Universitas di Indonesia yang diakui oleh konsil kedokteran Malaysia, yaitu:

  1. Universitas Indonesia
  2. Universitas Airlangga
  3. Universitas Diponegoro
  4. Universitas Padjajaran
  5. Universitas Gadjah Mada
  6. Universitas Andalas
  7. Universitas Sumatra Utara
  8. Universitas Sriwijaya
  9. Universitas Brawijaya
  10. Universitas Hasanuddin
  11. Universitas Udayana
  12. Universitas Kristen Krida Wacana
  13. Universitas Trisakti

Bagi dokter yang berasal dari universitas di luar list tersebut, maka dokter tersebut harus menjalani provisional registration dimana di dalamnya termasuk serangkaian ujian penyetaraan.

Tanpa melakukan proses provisional registration, dokter asing tidak dapat memiliki lisensi yang diperlukan untuk berpraktik, termasuk melanjutkan jenjang PPDS di Malaysia.

Fakultas Kedokteran yang diakui di luar negeri: Thailand

Berbeda dengan Malaysia yang mengakui 10 Universitas di Indonesia, hanya ada 1 Universitas yang saat ini pendidikan kedokterannya diakui setara di Thailand, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Sementara Thailand mengakui 5 institusi kedokteran di Filipina, 6 institusi kedokteran di Malaysia dan 1 institusi kedokteran di Singapura.

Namun, untuk bekerja di Thailand, meskipun kita berasal dari FK yang diakui, dokter asing yang berniat bekerja di Thailand harus menjalani 3 ujian licensing examination yang diadakan oleh Center for Medical Competency Assessment and Accreditation.

Sedangkan untuk dokter asing yang berasal dari fakultas kedokteran yang belum diakui oleh the Medical Council of Thailand (TMC), maka dokter tersebut harus mengajukan permohonan terdahulu ke TMC, dan baru dapat melakukan registrasi/lisensi setelah permohonannya diterima.

TMC akan melakukan validasi terhadap kurikulum Universitas asal secara langsung ke dekan fakultas kedokteran asal. Setelah divalidasi oleh tim akreditasi Thailand, barulah nanti akan keluar keputusan apakah permohonan itu diterima/tidak. Proses ini sendiri bisa membutuhkan waktu hingga 3 bulan lamanya.

Baca juga  Program Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri: Seperti apa?

Setelah itu, barulah dokter dapat mengikuti proses licensing examination yang diperlukan untuk bekerja, termasuk untuk menjalani residensi.

Fakultas Kedokteran yang diakui di luar negeri: Singapura

Negara ini memiliki peraturan yang cukup ketat untuk mengatur dokter asing. Sebab, jika dokter tersebut berasal dari Universitas yang tidak diakui oleh Singapore Medical Council (SMC), maka dokter tersebut tidak berpeluang sama sekali untuk memperoleh lisensi untuk berpraktik di Singapura.

Sayangnya, dalam list fakultas kedokteran yang diakui di Singapura, tidak ada satupun nama Universitas yang berada di Indonesia!

Negara yang merupakan negara persemakmuran Inggris ini menggunakan sistem pendidikan kedokteran yang serupa dengan Inggris dan negara persemakmuran lainnya. Itulah sebabnya dokter-dokter yang lulus dari Universitas ternama di negara-negara persemakmuran Inggris seperti Australia dan Kanada dapat berpraktik di Singapura.

Begitu pula dengan dokter asing yang lulus dari FK diluar Universitas yang diakui, tapi memiliki gelar dari the Membership of the Royal Colleges of Physicians of the United Kingdom Diploma (MRCP (UK) Diploma) atau Membership of the Royal College of Surgeons (MRCS), maka dokter asing tersebut dapat diperbolehkan berpraktik di Singapura.

Meskipun sulit, tapi tidak berarti dokter Indonesia tidak bisa berpraktik di Singapura. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengambil jenjang pendidikan postgraduate lain seperti S2/S3, clinical fellowship, clinical observership di Singapura selama jangka waktu tertentu, sebelum mengambil lisensi.

Kesimpulan

Bukan tidak mungkin bagi dokter Indonesia berkarir maupun melanjutkan jenjang pendidikan klinis di negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura atau Thailand, meskipun dibutuhkan usaha yang tidak sedikit.

Bagi dokter Indonesia yang berasal dari Universitas yang diakui, maka proses penyetaraan akan lebih mudah, atau malah ditiadakan.

Baca juga  #maujadippds: IKFR! Karena quality of life, matters!

Namun, meskipun FK Indonesia tidak masuk dalam list SMC Singapura, kenyataannya banyak dokter Indonesia yang berkarir di sana, yang artinya, bukan tidak mungkin, asal siap dengan konsekuensinya.

Leave a Reply