Beasiswa PPDS: Ada apa aja? Apa yang harus diketahui? [Updated]

beasiswa PPDS

Ngomongin per-PPDS-an emang ngga ada habisnya. Selain masalah jurusan yang cocok, passion, masih ada masalah lagi, biaya. Salah satu masalah yang paling penting dan momok. Ada satu solusi yang menarik: Beasiswa. Tapi, beasiswa PPDS ada apa aja ya? Yuk kita diskusi disini!

Beasiswa Kementerian Kesehatan (Kemkes)

Nah, ini beasiswa yang sudah senior dan tersohor. Beasiswa Kemkes ini dikelola oleh Badan Pusat Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) di Kementerian Kesehatan.

Tugas Belajar Nusantara Sehat

Nah, kalo yang ini bisa dibilang tergolong baru. Karena program Nusantara Sehat (NS) sendiri baru dirilis pada tahun 2015 lalu. Kalau beasiswa Kemkes umumnya hanya diperuntukkan bagi PNS, Tubel NS ini diperuntukkan bagi teman-teman yang telah menjalani NS, tanpa perlu menjadi PNS sebelum mendaftar beasiswa

Program yang termasuk dalam beasiswa ini tidak hanya spesialis saja, tapi juga S2. Untuk para pendaftar yang lolos Tubel NS ini, akan ada penugasan pasca pendidikan. Penugasannya kemana? Tergantung dengan formasi dan kebutuhan dokter di daerah-daerah.

Program Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis

Kalau yang ini khusus spesialistik saja. Beasiswa ini menggunakan mekanisme pengusulan, terutama dari daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga spesialistik. Peserta jalur ini diusulkan oleh Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit Umum Provinsi/Kabupaten/Kota milik pemerintah sesuai kebutuhannya (baca informasinya disini). Yang bisa mendaftar hanya peserta yang di daerahnya masih membutuhkan spesialistik.

Baca juga  #maujadippds: Penyakit Dalam! Spesialisasi sejuta umat!

Status peserta yang diusulkan pada program ini bervariasi, bisa merupakan PNS, post penugasan PTT, NS, bahkan bisa juga non-PNS (telah bekerja minimal 2 tahun di RS milik pemerintah, dengan syarat akan kembali ke RS pengusul atau diangkat menjadi PNS) atau dari Kementerian Pertahanan (Menhan): TNI/POLRI. Pasca studi, para peserta ini diwajibkan kembali ke daerah pengusul. Informasi beasiswa ini hanya beredar di dalam lingkaran PNS, PTT, pegawai di lingkungan Dinkes/RSU, TNI/POLRI, sesuai dengan kebutuhan daerah.

Tugas Belajar Kemkes (Ralat)

Kalau “Tubel” yang ini khusus untuk tenaga kesehatan selain dokter (cek di sini)

Baik beasiswa Tubel NS dan Program Pemberian Bantuan Biaya ini pada dasarnya sama, memiliki mekanisme seleksi yang hampir sama. Umumnya mendahulukan seleksi administratif, diikuti seleksi akademik, dan ditutup dengan penerbitan surat keputusan (SK) bagi yang memenuhi syarat. Namun tidak menutup kemungkinan untuk yang sudah on going residency untuk mendaftar, asalkan memenuhi syarat dan masih dalam 4 semester pertama residensi.

alur beasiswa ppds

Selain alur yang sama, konsekuensi pasca studinya pun sama, penempatan di daerah pengusul. Bagaimana dengan kuota? Jumlah penerima beasiswa bergantung kepada formasi dan kebutuhan dari tiap-tiap pusat pelayanan kesehatan. Jenis spesialisasi yang diterima pun bisa berbeda, tergantung dengan kebutuhan pemerintah, misalnya seperti yang ada di sini.

Karena memiliki badan pengelola yang sama, tubel NS dapat sewaktu-waktu dilebur dengan Program Pembiayaan Dokter Spesialis milik Kemkes. Hanya saja, peserta post-NS tidak perlu berstatus PNS atau bekerja pada RS milik pemerintah/Dinkes untuk mendaftar beasiswa Kemkes.

Beasiswa Pemerintah Daerah

Beasiswa yang ini dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), dengan pendanaan dari Pemda setempat. Kalau sering dengar putra daerah atau kiriman daerah, bisa jadi dengan beasiswa ini. Beasiswa yang ini bergantung dengan anggaran Pemda setempat, jadi kadang tidak sama antar daerah. Kuotanya dan jenis spesialisasi juga tergantung pada kebutuhan daerah.

Baca juga  Ingin jadi PPDS IKFR? Mulailah persiapan berikut ini!

Beasiswa Pemda umumnya diperuntukkan dokter yang memang berdomisili di daerah tersebut dan akan kembali ke daerah tersebut setelah pendidikannya. Umumnya dari daerah yang masih kekurangan dokter spesialis. Beberapa provinsi yang mempunyai beasiswa ini dan informasinya bisa diakses dengan mudah antara lain Papua, Aceh dan Jambi.

Beberapa daerah ada juga yang mengadakan beasiswa spesialis namun tidak melalui anggaran Pemda, tapi melalui Dinkes daerah setempat, yang kemudian diajukan dengan skema Program Bantuan Biaya Pendidikan Dokter Spesialis milik Kemkes.

Beasiswa LPDP

Beasiswa ini bisa dibilang baru, tapi peminatnya sudah luar biasa banyak. Secara prinsip, beasiswa ini mirip dengan beasiswa Kemkes, hanya saja yang ini dikelola oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Beasiswa ini lebih unggul ketimbang beasiswa Kemkes karena jangkauannya lebih luas. Peserta tidak harus memiliki status PNS, peserta bisa memilih 3 perguruan tinggi yang berbeda, hanya saja, seleksi LPDP lebih rumit ketimbang seleksi Beasiswa Kemkes dan pilihan prodinya hanya pada 8 spesialistik dasar (cek di sini)

Pada dasarnya, baik LPDP dan beasiswa Kemkes sama-sama dikelola oleh pemerintah, sehingga pemanfaatan lulusannya pun sama. Para peserta beasiswa LPDP pun memiliki kewajiban pasca studi, yaitu mengikuti program pendayagunaan lulusan program dokter spesialis oleh rumah sakit sesuai rekomendasi dari Kementerian Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku atau didayagunakan di rumah sakit pemberi rekomendasi. Dan, dokter dari daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan yang akan kembali lagi kesana, tentu memiliki poin lebih.

Beasiswa Sponsor

Mencari sponsor di luar sana? Ada lho. Misalnya rumah sakit swasta tertentu, yang baru berdiri dan masih kekurangan tenaga spesialistik, kadangkala menawarkan untuk menyekolahkan dokter yang merupakan pegawai tetap di RS tersebut untuk melanjutkan sekolah di spesialistik yang memang dibutuhkan oleh RS tersebut. Harapannya, setelah selesai sekolah, dokter tersebut dapat kembali dan bekerja di RS tersebut.

Baca juga  #maujadippds: Farmakologi Klinik! Yes klinik, yes struktural

Kadang kala fakultas kedokteran (FK) yang baru berdiri pun menggunakan skema ini. Tapi memang tidak selalu untuk jenjang spesialistik, lebih umum untuk S2 dan S3. Tapi, sekali lagi, tergantung kebutuhannya juga.

Perusahaan tertentu juga bisa menjadi sponsor dalam pendidikan spesialistik. Misalnya perusahaan minyak dan gas yang membutuhkan dokter spesialis okupasi yang jumlahnya memang masih sedikit.

Beasiswa Orangtua/ Beasiswa Mertua

Nah, ini dia beasiswa yang paling disukai. Pendaftaran yang simpel, tanpa ikatan dinas, bebas dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi, dan memiliki nilai tanggungan biaya pendidikan yang bisa mencapai angka tak terbatas! Siapa yang tidak mau? Kekurangannya, tidak semua orang bisa melamar beasiswa yang satu ini.

Nah, gimana temen-temen? Kalo ada yang punya informasi lagi, yuk share melalui kolom komen. Because sharing is caring!

Leave a Reply