SKB Kemenkes dan Kemendikbud Ristek: Angin segar buat dokter?

Pada tanggal 12 Juli 2022, dua kementerian baru saja menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) Kemenkes dan Kemendikbud Ristek berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dokter nasional.

Di forum yang juga dihadiri oleh dekan-dekan dari fakultas kedokteran se-Indonesia juga membahas beberapa hal terkait dengan transformasi kesehatan dan pendidikan yang diusung oleh Nadiem Makarim dan Budi G. Sadikin selaku Menteri terkait. Apa saja yang dibahas?

Kemenkes: Fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan

Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, dalam momen penandatanganan SKB tersebut, Menkes menyampaikan tujuan rencana pembangunan di bidang kesehatan saat sesuai dengan rencana transformsi kesehatan.

6 Transformasi Kesehatan, antara lain transformasi layanan primer, Rumah Sakit (RS), sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, teknologi kesehatan, dan kini yang menjadi fokus adalah SDM Kesehatan.

Menurut Pak Budi yang akrab disapa BGS, saat ini fokusnya adalah meningkatkan jumlah dokter di Indonesia, karena jumlah dokter, yang dihitung berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan yang menerbitkan SIP, dianggap masih kurang.

Diungkapkan oleh Menkes, menurut standar WHO, jumlah ideal dokter adalah 1/1000 populasi atau sekitar 270.000 dokter di Indonesia. Namun jumlah dokter saat ini tercatat hanya 110.000 saja, sehingga masih ada gap kekurangan yang cukup besar.

Selain itu, kebutuhan dokter spesialis juga masih cukup besar. Sehingga mempercepat pencetakan SDM Kesehatan termasuk dokter dan dokter spesialis menjadi fokus utama.

Untuk mewujudkan fokus tersebut, Menkes mengadaptasi konsep Academic Health System (AHS) yang sudah disusun oleh para guru besar dan dokter senior, yang akan dilaksanakan bersama Kemendikbudristek.

Strategi Academic Health System (AHS)

Saat ini Kemendikbudristek akan bermitra dengan Kemenkes untuk meningkatkankan SDM Kesehatan melalui strategi AHS. Diungkapkan oleh Nadiem Makarim, Mendikbudristek, saat ini ada 93 FK di Indonesia, dengan 18 FK diantaranya sudah memiliki program studi (prodi) spesialis.

Baca juga  Daftar Center dan Program Studi PPDS se-Indonesia

Beberapa strategi AHS yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat antara lain adalah peningkatan kuota penerimaan mahasiswa prodi sarjana kedokteran, dan dokter spesialis, sekaligus meningkatkan penambahan prodi dokter spesialis, berdasarkan prioritas kebutuhan jenis dan jumlah dokter yang telah ditetapkan oleh Kemenkes dan dituangkan dalam SKB Kemenkes dan Kemendikbud ristek ini.

Prioritas kebutuhan jenis dokter spesialisasi antara lain obstetri dan ginekologi, ilmu kesehatan anak, ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, anestesi.

Selain itu, Kemendikbud ristek juga akan mempercepat pemenuhan dosen yang berasal dari rumah sakit poendidikan dari RS dg berbagai macam inisiatif termasuk mempercepat pengusulan NIDK, dan memberikan penugasan dan bimbingan teknis ke perguruan tinggi yang diberi tugas membuka prodi spesialis baru spesialis. Yang artinya, akan lebih banyak center PPDS baik negeri maupun swasta ke depannya.

Yang paling dinanti-nanti, Kemendikbudristek juga bekerja sama dengan Kemenkeu untuk memberikan beasiswa melalui beasiswa LPDP utk dokter spesialis.

Kemendikbudristek juga berkomitmen untuk memperkuat sistem penyeleksian dan penjaminan mutu kelulusan melalui uji kompetensi sesuai standar nasional pendidikan kedokteran, serta membuat kebijakan untuk menjamin pemenuhan mahasiswa kedokteran melalui komite bersama.

Khususnya, mengenai perlindungan peserta didik dari perundungan, kekerasan seksual, hingga pengaturan beban kerja dan pemberian insntif untuk peserta PPDS yang mendukung pelayanan di RS pendidikan.

Sementara untuk para diaspora, Mendikbudristek berkomitmen untuk mempercepat program adaptasi bagi diaspora yang memberikan pelayanan di Indonesia.

Highlight penting dari diskusi

Selain beberapa poin yang disampaikan oleh Pak BGS dan Pak Nadiem Makarim dalam kesempatan tersebut, ada beberapa diskusi penting yang disampaikan oleh para dekan/perwakilan masing-masing FK di Indonesia yang menarik.

Mulai dari internship PPDS hingga precision medicine!

Leave a Reply