Program Spesialis Akupunktur Medik: Seperti apa?

Tidak banyak yang tahu bahwa di Indonesia kita punya Spesialis Akupunktur Medik. Program ini resmi berdiri pada tahun 2011. Seperti apakah spesialisasi ini? Simak disini

  • Prodi ini eksklusif hanya ada di UI saja.
  • Lama pendidikannya 7 semester.
  • Biaya pendidikan: SPP 16.5 juta dan sumbangan dana pengembangan 38.5 juta (reguler)

Apa itu Akupunktur Medik?

Pada dasarnya, terapi akupunktur adalah terapi yang dilakukan dengan teknik perangsangan pada titik akupunktur, baik itu menggunakan jarum, listrik, ultrasound, termal ataupun laser. 

Tujuan dari tindakan akupunktur ini sejatinya tidak hanya untuk kuratif, tapi juga sebagai upaya promotif, preventif, rehabilitatif dan bahkan paliatif.

Sebenarnya akupunktur ini bukan ilmu kesehatan yang eksklusif di negara Asia Timur saja, bahkan WHO sudah mengakui akupunktur sebagai upaya kesehatan yang bisa diintegrasikan ke sistem kesehatan negara-negara anggotanya.

Menurut salah seorang dokter senior spesialis Akupunktur yang namanya tidak bersedia untuk diberikan, mengungkapkan bahwa akupunktur ini berbeda dengan akupunktur yang beraliran timur. 

“Akupunktur medik ini berbeda dengan yang menggunakan konsep Ying Yang, meredian dan sebagainya. Di sini semua harus berdasar evidence base medicine,” ungkapnya.

Apa hal yang menarik dari Akupunktur Medik?

Menurut dr. Elies Fitriani, PPDS Akupunktur Medik, sebenarnya akupunktur bisa digunakan untuk banyak indikasi, “dulu saya pikir cuma untuk pelangsingan atau kecantikan saja, ternyata ngga” ujarnya.

Bahkan dalam pengalamannya, dr. Elies mengenal akupunktur medik ketika melihat pasien spesialis paru yang dirujuk untuk terapi akupunktur karena long covid yang dideritanya.

Baca juga  #maujadippds: ilmu kedokteran OLAHRAGA! The new rising field!

Apa yang dipelajari? 

“Semua keilmuan medis bisa dipelajari dari sisi Akupunktur Medik. Semua sistem yg ada ditubuh, mulai dari sistem cardiovascular, sistem saraf dan lainnya” jelas dr. Spesialis Akupunktur. 

Secara teknik, peserta didik Akupunktur Medik juga mempelajari metode untuk perangsangan titik akupunktur seperti dengan metode jarum, termal, listrik, laser, ultrasound, tanam benang, hingga transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).

Selain itu, peserta didik juga diajarkan tentang akupunktur analgesi dan juga anastesi untuk operasi tertentu. Yang jelas, semua keilmuannya berdasarkan penelitian atau evidence based medicine.

“Namun masih banyak misteri yang menarik di ilmu Akupunktur Medik. Maka sangat mungkin nantinya akan memunculkan dokter bergelar doktor baru akupunktur medik di masa depan. Karena saat ini kebanyakan yg ada akupunturis aliran tradisional Chinese medicine”.

Bagaimana metode pendidikan PPDS Akupunktur Medik?

PPDS Akupunktur Medik akan menjalani kuliah selama 4 semester dan menjalani magang di klinik dan rotasi ke RS jejaring mulai dari semester 3 hingga semester 6.

Sama seperti prodi lain, kuliah prodi ini juga dilengkapi dengan journal reading, presentasi ilmiah baik presentasi kasus dan referat agar update keilmuannya senantiasa berbasis sumber ilmiah yang jelas. 

Untuk jadwal pendidikannya sendiri dimulai dari 7.30-15.30 mulai dari hari Senin-Jumat, sementara Sabtu dan Minggu tidak ada kegiatan pendidikan.

“Selama pendidikan ada presentasi kasus, journal reading, ada putaran bangsal dan poli, tapi tidak ada jaga malam” jelas dr. Elies.

Dimana prospek bekerjanya? 

Tidak banyak yang tahu bahwa spesialis akupunktur juga banyak bekerja di rumah sakit-rumah sakit hingga membuka klinik pribadi.

Menurut dr. spesialis akupunktur, “Spesialis akupunktur sama dengan dokter spesialis lainnya, bisa bekerja di RS, menjadi staf pengajar, bahkan praktek pribadi,” tambahnya, “masih banyak peluang karena lulusannya masih sangat sedikit”.

Baca juga  Berapa kali saya bisa mendaftar PPDS di prodi/center tertentu?

Saat ini banyak spesialisasi yang sudah menyadari peran akupunktur sebagai terapi adjuvan bagi pasien. “Di RSIA, program IVF sudah melibatkan spesialis akupunktur, karena terbukti berperan dalam keberhasilan implantasi pada program IVF,” dr. Elies mengungkapkan.

Tidak hanya itu, penanganan tinnitus, kanker, terapi nyeri di ranah spesialisasi saraf hingga obstetri juga bisa berkolaborasi dengan spesialis akupunktur. 

Sehingga, peluang bagi spesialis akupunktur semakin besar di masa depan. Apalagi terapi akupunktur memiliki keunggulan karena non-invasif dan dan relatif tidak menyakitkan.

Jika tertarik dengan Akupunktur Medik, apakah ada tips dan trik-nya? 

Bagi teman-teman yang ingin masuk prodi ini, dr. Elies menyarankan untuk memperbanyak pengalaman terutama berkaitan dengan publikasi, karena ini bisa menjadi peluang emas.

“Bisa ikut PIT PDAI dan seminat tentang akupunktur medik juga, tapi bukan yang Traditional Chinese Medicine (TCM), karena akan berbeda dengan akupuntur medik,” kata dr. Elies.

Selain itu, jangan lupa mempersiapkan persyaratan, ujian SIMAK (UI), ujian prodi dan juga ujian critical appraisal seperti di prodi lain. 

Jadi bagaimana menurut teman-teman? Ada yang tertarik?

Leave a Reply