IPK Penting nggak sih?? Buat kamu yang #maujadippds #maujadiawardee #maujadicpns

Siapa bilang IPK itu ngga penting??
Kamu itu ngga perlu bingung soal IPK, KALAU kamu memang “sultan” atau “anak sultan”, brosis! Kenapa? Karena baru seleksi dokumen aja kamu bisa tersingkir lho gara-gara IPK. Ngga percaya? Coba yuk kita mulai dari per-PPDS-an. Seperti apa aturan IPK di beberapa center di Indonesia? Simak berikut ini
Daftar isi
UNSRI
Lihat syarat nomer 7 yak. Ternyata ada lho syarat IP Kumulatif yang merupakan gabungan IP semasa S.Ked dan semasa Profesi. Tapi ternyata masing-masing jenjang juga ada batas bawahnya, tidak boleh ada yang dibawa 2.50!
USU
Nggak cuma IPK gabungan, tapi akreditasi fakultas kedokteranmu juga di cek lho!
Dan yang ngga kalah penting adalah berapa kali kamu sudah mengikuti seleksi. Catet!
UI
Mayoritas prodi di UI menggunakan batas 2,75 untuk IPK Kumulatif, TAPIII hati-hati, karena beberapa prodi seperti Bedah Syaraf, Akupuntur, dan Kedokteran Okupasi, menggunakan batas IPK 3.
ULM
Di ULM bahkan mencantumkan rumus perhitungan IPK kumulatif yang digunakan sebagai standar.
UNHAS
UNHAS memberlakukan batas bawah IPK sebesar 2.75 tanpa batas akreditasi FK. Bahkan di website pedaftarannya, UNHAS juga menuliskan cara perhitungan IPK untuk mendaftar PPDS di UNHAS.
UNDIP
Kalo di UNDIP ternyata IP yang diincar adalah IP profesi lho! Hati-hati!
UNPAD
Kalo di UNPAD, standarnya sih 2,75 untuk IPK, tapi…….. Cek sendri deh ada berapa macem pengecualiannya di atas.
UGM
Buat yang mau ke UGM, hati-hati, batas IPKnya bergantung sama akreditasi fakultas kedokteran kita lhoooo.. Bates IPKnya berubah sesuai dengan akreditasi fakultas kedokteran kita. Dan jangan kaget, sertifikat akreditasinya juga diminta.
UNAIR
Di timur jawa dwipa aturan IPK-nya beda lagi. Batas bawah IPK dipisah antara IPK Sarjana dan IPK Profesi, jadi hati-hati ya jangan sampai kesandung gara-gara IPK Sarjana. Mostly menggunakan standar IPK Sarjana 2,75 dan IPK Profesi 3, tapi di beberapa prodi cut off ini bisa berbeda-beda, ada yang lebih rendah. Ada juga yang cut off-nya bergantung sama akreditasi FK kita. Jadi jangan lupa buat cek persyaratan khusus di tiap-tiap prodinya.
UB
Di UB, jalur masuk dan akreditas FK kita juga menentukan cut off IPK kita lho. Jangan lupa siapkan sertifikat akreditasi FK kita!
Sumber informasi mengacu pada website yang tercatat pada laman Daftar Center PPDS dan Program Studi
Jadi, buat temen-temen yang sering denger orang bilang, “ah, IPK ngga penting,” JANGAN LANGSUNG PERCAYA. Karena kembali lagi ke goal kita apa. Kalo untuk terjun langsung ke dunia kerja, bekerja di rumah sakit, klinik, atau di perusahaan, bisa jadi IPK ngga penting-penting banget. Tapi kalo masuk kembali ke ranah pendidikan, untuk sekolah S2, S3, dan termasuk pendidikan spesialis, tentu saja IPK akan menjadi pertimbangan. Bagaimanapun juga IPK adalah sebuah parameter yang dianggap “obyektif”. Jadi, hati-hati yak!
Nah, kalo mau cari beasiswa, IPK penting nggak sih?
Gila kalo sampe bilang IPK ngga penting. Coba deh liat ini:
LPDP
Nah, kan, syarat IPKnya ada, dan semuanya diatas 3!
(source:https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/in/page/beasiswa-reguler)
Kalo beasiswa PPDS coba kita liat yuk:
Ternyata sama aja, Bambang! (source: https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/in/page/beasiswa-dokter-spesialis)
CHEVENING
Pingin sekolah di UK? Pasti pada familiar dengan beasiswa yang satu ini. Kita lihat syaratnya:
Upper second-class 2:1 honours???
Oh ternyata upper-second class (2:1) setara dengan IPK 3,33-3,67 lho gengs! Sudah siap modal segitu??? (source: https://www.chevening.org/scholarships/who-can-apply/eligibility/ dan https://www.beasiswapascasarjana.com/2014/08/asyik-chevening-awards-hadir-lagi.html )
FULLBRIGHT
Sekolah di US, siapa yang ngga pingin?? Beasiswa yg oke? Fullbright, donk. Yuk coba cek syaratnya:
Yuk ayuk dapetin IPK 3 yuuuuuuuuuukkkk
MONBUKAGAKUSHO
Siapa pecinta anime disini?? Ada yang bermimpi ketemu langsung ama Naruto, Shinichi Kudo, atau bahkan Tanjiro Kamado, kenapa ngga langsung tembak aja beasiswa pemerintah Jepang yang bisa langsung menyekolahkan dokter umum langsung ke jenjang doktoral?
Yuk cek dulu IPKnya:
Well, sebelum belajar bahasa Jepang, yuk perbaiki IPK kita dulu! (sumber: https://www.id.emb-japan.go.jp/sch_rsu.html ).
Bagaimana kaitan IPK dengan pekerjaan?
Coba kita liat beberapa hal berikut:
CPNS
Ternyata, ada syarat IPK, teman! Bahkan batasnya 3! Dan lagi-lagi, harus terdaftar akreditasinya di
BAN-PT dan/atau LAM-PTKes (sumber: https://cpns.kemkes.go.id).
Untuk formasi dosen pun memberlakukan batas IPK yang sama:
Beruntungnya, beberapa lowongan dokter umum di beberapa rumah sakit tidak memberi batas IPK sama sekali. Umumnya hanya meminta sertifikat ATLS/ACLS, STR, dan transkrip. Jadi, kalo mau langsung terjun kerja klinis, IPK emang ngga jadi momok samsek. Cheers!
Dari diskusi yang mimin lempar di instagram juga ternyata kesimpulan yang bisa ditarik hampir sama:
-
Jangan buru-buru bilang IPK itu ngga penting, kalo memang jalur masa depanmu ngga melewati tahap akademik lagi, atau kalo kamu memang selevel sultan atau anak sultan, baru boleh bilang begitu.
-
Cut off IPK yang aman mungkin perlu ditingkatkan ke level minimal 3.00. Karena dengan IPK minimal segitu, at least kamu masih bisa daftar PPDS dan juga bisa meraih beberapa peluang beasiswa sekaligus CPNS. Lebih baik? Cumlaude!
-
Kalo memang merasa IPK kurang, coba cari skill yang lain. Upgrade dirimu dengan skill, experience, atau knowledge yang tidak banyak orang punya, siapa tau bisa membukakan peluang lain. Termasuk skill seni, olahraga, dan juga networking lho….
-
Andaikata ada dua orang dengan kualitas yang sama namun hanya ada satu spot, maka mau ngga mau parameter seperti IPK akan tetap dilihat.
-
IPK tidak menentukan sukses atau tidaknya kita kedepan, tapi dia membukakan pintu gerbang kepada berbagai peluan, yang secara langsung akan berpengaruh ke masa depan juga.
Well, ini hanya sekelumit informasi aja. Tetep kembali lagi ke temen-temen bagaimana menyikapinya. Kalo memang sulit sekali bisa mendapat IP memuaskan, atau sudah terlanjur mendapat IP yang kurang memuaskan, bersiaplah untuk menempuh tantangan lain, atau bersiaplah untuk mencari jalur “sultan”.