#maujadippds: ilmu kedokteran OLAHRAGA! The new rising field!

satu prodi baru yang sedang naik daun, apalagi kalo bukan, Ilmu Kedokteran Olahraga. Meskipun baru, siapa sih yang ngga kenal Sp. KO. Pasti pernah deh denger dr. Dhika dan dr. Sophia Hage yang aktif memberikan edukasi seputar olahraga di media sosial. Nah, pingin tau lebih lanjut tentang prodinya? Yuk cekidot!

Prodi PPDS IKO ini eksklusif di UI! Ngga ada di center lain lho. Dan yang lebih unik, penerimaan PPDS KO setahun hanya 1 kali! Jadi jangan sampai kelewatan yak

Lama Studi 7 semester! 

Biaya Studi: SPP 15jt/semester dengan sumbangannya 22 juta.

Kenapa prodi kedokteran olahraga?

Sama seperti kebanyakan orang, dr. Marco Nainggolan, PPDS UI, tidak tahu sama sekali tentang Ilmu Kedokteran Olahraga (IKO), “karena waktu kuliah S1, di kampus saya tidak ada mata kuliah IKO. Saya mulai mengenal dan tertarik dengan IKO setelah teman saya mengajak untuk ikut ke suatu seminar yang berkaitan dengan IKO”. Dari seminar itulah dr. Marco mengenal IKO yang ternyata mempunyai potensi yang bagus baik dalam praktek sebagai dokter spesialis maupun dalam penerapan ilmunya. “Contohnya, kebanyakan dokter menyarankan pasien, misalkan pasien hipertensi, untuk melakukan diet tertentu dan olahraga. Untuk urusan diet tentunya kita tahu bahwa yang lebih ahli adalah ahli gizi atau lebih lanjutnya ke dokter spesialis gizi klinik. Namun untuk olahraganya? Kebanyakan dokterpun bingung olahraga apa yang baik bagi pasien tersebut, bagaimana dosisnya, apa kontraindikasinya, dan sebagainya,” jelas dr. Marco. Untuk teman-teman yang suka olahraga, ternyata IKO membantu kita mempelajari hal-hal terkait dengan cedera, karena PPDS IKO bisa turun langsung ke event olahraga, misalkan pada pertandingan basket, sepakbola, dan lain-lain, sehingga bisa melihat mekanisme cedera secara langsung. Selain itu, IKO merupakan ilmu yang dapat diterapkan pada pasien yang sehat, sehingga bisa dilakukan sebagai usaha promotif dan preventif.

Baca juga  Sistem pendidikan kedokteran klinis di Malaysia: Serupa tapi tak sama

Hal yang sama juga diutarakan oleh dr. Levina Azarine, PPDS UI. Bagi dr. Levina, prodi IKO ini menarik, karena tidak monoton, lebih mobile, dan setting-nya tidak melulu harus di klinik, “Jadi ngga terasa membosankan” ujarnya. Meskipun terkesan “cowok banget”, ternyata IKO juga cocok untuk dokter perempuan, “karena aspek kedokteran olahraga tuh luas banget,  selain dokter di cabang olahraga  tertentu, ada juga masalah-masalah diluar cabang olahraga tertentu, seperti penyakit metabolik akibat tidak berolahraga” tambah dr. Levina.

Bagaimana dengan lingkup keilmuan IKO?  

Banyak temen-temen yang masih bingung: kalo masuk IKO, belajar apa? Nah, disini dr. Marco memberi sekilas informasi:

Secara garis besar, ilmu dari IKO terdiri dari: 

1. Medicine for sports and exercise: Penatalaksanaan masalah kesehatan akibat olahraga atau latihan fisik

Salah satu yang dipelajari di IKO adalah bagaimana melakukan penanganan cedera. Tentunya di IKO juga mempelajari bagaimana cara mencegah cedera, faktor risiko cedera, dan kapan pasien dapat kembali berlatih hingga kembali berkompetisi. 

2. Sports and exercise as medicine: Olahraga atau latihan fisik sebagai bagian penatalaksanaan masalah Kesehatan

Di IKO juga dipelajari bagaimana cara meresepkan latihan fisik pada pasien dengan penyakit tertentu. Tentunya kita harus melakukan penapisan terlebih dahulu sehingga pasien ini dapat aman dalam melakukan latihan fisik.

Selain itu, di IKO juga mempelajari mengenai manajemen medis. Bagaimana suatu event olahraga dapat berlangsung dengan baik dan aman, sesuai dengan standar yang berlaku. Banyak SpKO dan PPDS IKO yang dilibatkan dalam pelaksanaan Asian Games 2018 yang lalu. Seru banget yaa! 

Prospek cerah?  

Ternyata nih, prospek kerja dari IKO sangat luas! Masih banyak daerah yang belum memiliki SpKO. Padahal, spesialis KO ini bisa kerja di Rumah Sakit maupun Klinik yang menyediakan beberapa fasilitas misalnya treadmill/ergocycle, dumbell, resistance band, alat-alat untuk chest press, leg press, dan sebagainya, “agak rumit kalo praktek pribadi, lebih baik di RS/Klinik yang memang mengakomodir. Tapi sebenernya alat bisa menyesuaikan. Misalkan latihan kekuatan otot bisa pake berat badan sendiri. Kalau ga ada treadmill ya jalan/lari” jelas dr. Marco. 

Baca juga  Apakah yang disebut dengan 'bullying' dalam pendidikan kedokteran?

Selain itu, banyak juga SpKO yang menjadi dokter tim sepakbola, dokter timnas cabang olahraga tertentu, atau menjadi konsultan event olahraga tertentu, misalkan event lari 10K, marathon, bersepeda, dan lain-lain. “Serunya lagi, kalo emang suka sama cabor tertentu, bisa dampingi tim kemana-mana. Sekarang ada senior SpKO yang lagi dampingi timnas u-19 di Kroasia,” tambah dr. Marco.

Secara umum dokter spesialis KO bisa memilih karirnya, tergantung pada interest dan lapangan pekerjaannya. Ada beberapa resiko dari pilihan karir spesialis KO, “misalnya jika kita memilih sebagai bagian dari tim tertentu, akan sering mengawal tim keluar daerah tempat tinggal, misalnya keluar kota atau keluar negeri. ini tentu harus dipertimbangkan sebelumnya dalam hal kaitan dengan keluarga, peran sebagai ayah/ibu, pekerjaan atau praktek di tempat lain, dan sebagainya” jelas dr. Levina. Sehingga perlu dipikirkan arah karir yang ingin kita jalani kedepannya.

Tapi….

Untuk yang ingin masuk IKO, dr. Marco berpesan supaya teman-teman benar-benar mencari tahu terlebih dahulu tentang IKO, karena kegiatan yang dilakukan di IKO nyatanya cukup berbeda dengan kegiatan saat masih menjadi dokter umum. “Harus memiliki minat untuk memperdalam IKO. Mengikuti symposium atau acara yang diadakan oleh IKO juga akan sangat membantu untuk mengenal IKO lebih jauh dan membangun relasi” kata dr. Marco. Buat temen-temen yang tertarik, prodi IKO bakal mengadakan symposium pada bulan November 2020 ini lho. 

Pesan dari dr. Levina, “sesuaikan dengan passion masing-masing dan pribadi masing-masing. Di KO kerja sama dalam tim sangat penting, termasuk kerja sama lintas profesi, sehingga spesialis KO lebih cocok untuk orang yang demikian.”

Terakhir, untuk temen-temen yang sebelumnya tidak pernah terlibat di dunia kedokteran olahraga, misalkan jadi dokter tim sepakbola, jangan berkecil hati. Karena tanpa ada pengalaman tersebut pun tidak menjadi masalah apabila mau masuk PPDS IKO ini.

Baca juga  Studi PhD sambil aktif menjadi edukator dan influencer? Yuk belajar dari dr. Adam Prabata!

Jadi, mau coba jadi spesialis KO?

Jangan lupa join event IKO Bulan November 2020 nanti. Berikut infonya

Atau bisa dicek langsung di ig @sports.medicine.fkui

Leave a Reply