#maujadiPPDS Onkologi-Radiasi: Persimpangan antara biologi dan fisika.
Pernah dengar prodi Onkologi-Radiasi? Jangan salah, prodi ini berbeda dengan radiologi. Prodi yang tergolong baru ini sekarang semakin nge-hits. Nah, mau tau seperti apa prodi yang satu ini. Yuk cek dulu informasi singkatnya:
- Prodi Onkologi-Radiasi ini eksklusif hanya ada di UI.
- Lama pendidikannya 8 semester (sebelumnya 7 semester).
- Biaya pendidikan: SPP 12,5 juta dan sumbangan 22 juta.
Daftar isi
Kenapa prodi Onkologi Radiasi?
Diakui oleh dr. Fahmi Radityamurti, Sp. Onk.Rad, memilih prodi Onkologi Radiasi (Onk-Rad) yang tergolong baru ini didorong oleh rasa keingintahuan terhadap prodi ini, “Sebelum masuk prodi ini, saya memutuskan untuk magang dahulu. Dan ternyata ilmunya menarik. Tidak hanya biologi, namun fisika juga sangat relevan dengan prodi Onkologi Radiasi” ujar dokter spesialis muda ini.
Menurut dr. Fahmi, prodi ini sangat berkaitan dengan penyakit kanker, yang dikenal rumit, namun tetap menarik dipelajari. Apalagi di jaman dimana kasus kanker semakin meningkat. “Ilmu ini sangat mengandalkan teknologi, yang kedepannya bisa lebih berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi dunia” jelas dr. Fahmi.
Dan, prodi ini berbeda dengan prodi radiologi, dimana radiologi lebih fokus sepada imaging, sementara Onk-Rad lebih berfokus sebagai terapi.
Disisi lain, dr. Kabisat Febiachrulia, PPDS Onk-Rad UI menjelaskan, jika ingin mencari profesi yang 50% klinisi dan 50% di balik layar, onkologi radiasi merupakan pilihan yang tepat. “Sejauh ini, karena jumlah spesialisnya masih sedikit, demand-nya masih tinggi,” kata dr. Kabisat. Meskipun begitu, beban kerja dari prodi baru ini tidak seberat spesialisasi yang lain.
Bagaimana proses studinya?
“Proses studi total 8 semester, dengan 2 semester pembekalan, 3 semester magang, 3 semester mandiri” dr. Kabisat menjelaskan. Berdasarkan pejelasan dr. Fahmi, semester 1 merupakan semester magister dimana peserta pendidikan akan belajar metodologi penelitian dan mata kuliah lain bersama dengan prodi lain.
Sementara di semester 2 dimulai pengenalan alat-alat terkait radiasi, seperti simulator, CT simulator, pesawat radiasieksterna, pesawat brakiterapi, dan lainnya.
Tahap inti akan dimulai pada semester 3-5 dimana PPDS mulai menerima pasien poliklinik, “Disini PPDS menerima pasien baru, mempelajari indikasi dan tatalaksana radiasi pasien,” dr. Fahmi menjelaskan.
Pada semester 6 PPDS Onko-Rad akan dikirim untuk menjalani stase luar. PPDS akan di kirim ke bagian lain seperti radiologi, HOM IPD, Bedah Onkologi, THT-KL, Gynekologi Onkologi, PA. Sementara 2 semester akhir diperuntukkan proses pembuatan thesis dan membimbing junior.
Selain itu, di prodi ini juga tidak ada jaga malam, hanya ada jaga on call, “tapi, selama pendidikan seringkali pulang malam karena harus delineasi untuk perencanaan radiasi karena biasanya tidak terselesaikan di jam pelayanan” jelasnya. Selain itu, PPDS Onk-Rad juga harus siap merelakan weekend mereka, karena weekend juga sering terpakai untuk bekerja di masa awal pendidikan.
Prospek Cerah?
“Saat ini, seorang Sp.Onk.Rad hanya bisa bekerja di RS yang memiliki center/perawatan radiasi” kata dr. Fahmi. Tapi tenang, saat ini telah banyak RS yang sedang mengembangkan center radioterapi, “sehingga diharapkan kebutuhan Onko-Rad meningat dan dapat merata di seluruh Indonesia”.
Hal yang sama juga diutarakan oleh dr. Kabisat, “Untuk sementara sistemnya masih ditempatkan, kecuali jika sudah ada RS/daerah yang mengirimkan. Ke depannya, peran bidang ini akan lebih banyak karena ada pergeseran trend penyakit dari communicable ke non communicable disease di negara kita”.
Meskipun karir di luar koridor RS masih sangat terbatas bagi seorang Sp. Onk.Rad, tetapi spesialisasi ini punya kesempatan bekerja di IAEA atau badan atom internasional lho. “Karena pesawat radiasi memakai tenaga nuklir, seperti Cobalt, iridium yang sering digunakan pada brakiterapi” dr. Fahmi menjelaskan.
Untuk yang kepingin jadi Sp.Onk.Rad
Nah, buat yang tertarik, ada beberapa pesan dari dr. Fahmi nih. Yang pertama, coba magang di bagian radioterapi terlebih dahulu, minimal 6 bulan. Kedua, dapatkan rekomendasi dari RS tempat bekerja, terutama dari Sp.Rad atau Sp.Onk.Rad. Ketiga, aktif ikuti acara atau webinar yang diselenggarakan oleh PORI (Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia). Terakhir, ikuti acara terkait kanker seperti World Cancer Day, bisa sebagai peserta atau volunteer.
“Mungkin seperti prodi lain, akan sangat mendukung jika ada riwayat yang bersinggungan dengan onkologi/onkologi radiasi. Selain itu, tunjukkan kalau memang memiliki minat pada bidang ini dan memiliki visi untuk berkontribusi dalam mengembangkannya,” tambah dr. Kabisat.
Nah, kalau kamu, tertarik jadi Sp. Onk.Rad?
Pengen banget…tertarik banget.. smoga ada jalan jadi spesialis sp. Onk- Rad..amin amin
Semangat mengejar sp. OnkoRad!
Saya tertarik utk melanjutkan pendidikan ke Sp.Onk-Rad, namun saya mau bertanya bagaimana utk proses belajar sebelum seleksi kemampuan CPPDS?
Buku ajar apa yg menjadi referensi/pedoman dari onkologi radiasi yang di pakai di indonesia?
Dimana bisa dapat info lebih untuk jadi sp OnkoRad dok ?