Kiprah Dokter di dalam Forum Ekonomi Internasional G20

Sepanjang akhir tahun 2021 hingga November 2022 yang lalu, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah dari forum ekonomi internasional bertajuk G20 (G-twenty) yang menghubungkan 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa yang memegang perekonomian besar di dunia.

Forum ini merupakan forum yang merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, yang terdiri dari negara Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Forum ini tidak hanya membicarakan ekonomi secara umum, tapi juga membicarakan ekonomi terkait dengan kesehatan, di mana dokter juga bisa memiliki peran di dalamnya. Di dalam forum tersebutlah sejawat kita, dr. Ivan M. Kurnia, turut berpartisipasi sebagai Technical Officer WHO Indonesia dalam event bergengsi tersebut. Seperti apa kisahnya?

WHO dan ajang G20

World Health Organization (WHO) merupakan lembaga kesehatan dunia yang berperan dalam berbagai aspek di bidang kesehatan, termasuk aspek ekonomi kesehatan. Salah satu mandat WHO untuk negara anggotanya adalah memberikan bantuan teknis untuk program-program kesehatan di negara tersebut.

Dalam ajang G20 ini, WHO memberi bantuan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memimpin Health Working Group (HWG) dalam G20 yang memiliki 3 agenda utama, yaitu: 1) Strengthening global health architecture, 2) Harmonizing global health protocol standard, 3) Expanding manufacturing and research hubs for pandemic prevention, preparedness, and response.

Menjadi Technical Officer dalam ajang G20

Untuk dapat memberikan bantuan secara langsung ke Kemenkes, WHO merekrut 3 Technical Officer (TO) yang berfungsi sebagai bantuan WHO kepada Kemenkes dalam memimpin ketiga agenda utama HWG dalam ajang G20 tersebut, salah satu dari ketiga TO tersebut adalah dr. Ivan.

Baca juga  Dokter lulusan S2: Kerja di mana?

Dokter yang memang aktif di berbagai aktivitas dan relawan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat maupun kesehatan global ini tidak melewatkan kesempatan untuk melamar sebagai seorang TO dalam ajang internasional ini.

Berkat pengalamannya yang beragam dibidang kesehatan masyarakat dan pengalamannya sebagai asisten di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI dibawah (alm) Prof Adik Wibowo, seorang mantan Representative WHO Myanmar, dr. Ivan akhirnya berhasil lolos seleksi sebagai seorang TO mewakili WHO di ajang tersebut.

Tugas Seorang Technical Officer WHO di G20

Dengan Dr. Tedros, Director General WHO

“Tugas saya (dalam G20) adalah program manager untuk setiap proses HWG G20 Indonesia,” dr. Ivan menjelaskan, “Kebetulan, saya ditugaskan untuk membantu Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) di HWG-3 untuk menggalang dukungan negara G20 lain untuk memperluas pusat manufaktur dan riset terkait pandemic prevention, preparedness, and response (Pandemic PPR)”.

Sepanjang tahun 2021-2022, dr. Ivan menjadi narahubung untuk negara-negara G20 terkait HWG-3, mulai dari mengorganisir pertemuan-pertemuan persiapan internal, baik itu substansi maupun logistik, menjadi narahubung email korespondensi terkait HWG-3, menyusun dokumen-dokumen, notulensi, dan kompilasi input dari berbagai kementerian, kelembagaan, dan negara-negara lain terkait HWG-3.

Apa saja yang didiskusikan dalam G20?

Menurut dr. Ivan, ada berbagai macam isu yang dibahas dalam G20, yang kemudian menghasilkan sebuah gagasan yang menarik di bidang global health, salah satunya adalah terkait dengan kesiapan negara-negara terhadap pandemi.

Berkaca dari pandemi yang terjadi pada 2020 lalu, yang memperkuat fakta bahwa arsitektur kesehatan global saat ini tidak siap menghadap pandemi, sehingga dibutuhkan beberapa penyesuaian yang urgen dan membutuhkan kolaborasi yang lebih erat antarnegara G20, terutama antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan.

Baca juga  Transisi karir non-klinis bagi dokter: bukan hal yang baru

“Sepanjang tahun kami mengikuti perkembangan diskusi dari Joint Finance-Health Task Force (JFHTF) yang akhirnya menghasilkan salah satu keberhasilan presidensi Indonesia, yaitu pembentukan dan peluncuran Pandemic Fund.” jelas dr. Ivan.

Secara umum, Pandemic Fund ini bekerja seperti “dana urunan” antara negara-negara di dunia yang akan digunakan untuk memperkuat sistem kesehatan global (pandemic preparedness). Apabila terjadi pandemi berikutnya, maka ada dana yang siap dikucurkan untuk merespons emergensi kesehatan global (pandemic response).

Namun, pembahasan isu kesehatan di G20, menurut dr. Ivan, tidak semulus itu. Terutama di agenda HWG-3.

Buat yang tertarik bekerja untuk WHO… (ke halaman berikutnyaa)

Leave a Reply