“Kekurangan Dokter” di Dunia: Sebuah kesempatan bagi dokter Indonesia?
Isu “kekurangan dokter” atau isu “physician shortage” bukan sebuah isu yang hanya hadir di Indonesia. Kenyataannya, “kekurangan dokter” juga terjadi di dunia, bahkan di negara-negara maju.
Physician Shortage: Kekurangan Dokter di Amerika Serikat
Bukan berita baru jika di Amerika terjadi physician shortage atau kekurangan dokter. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Association of American Medical Colleges (AAMC) pada tahun 2020 memperkirakan bahwa Amerika dapat mengalami kekurangan 54.100 hingga 139.000 dokter pada tahun 2034.
Data dari AAMC menyebutkan bahwa kekurangan dokter tersebut terjadi di berbagai spesialisasi, termasuk primary care, hingga surgical dan medical specialty, dengan primary care sebagai the largest area of concern.
Selain itu, neurologi dan psikiatri, serta pulmonologi dan critical care, menjadi spesialisasi yang akan mengalami kekurangan terbesar dibandingkan dengan spesialisasi lainnya. Apalagi dengan populasi lansia Amerika yang memiliki semakin banyak dengan penyakit kronis yang kompleks.
Prediksi kekurangan dokter ini bahkan terjadi sebelum adanya pandemi COVID-19, sebab survey yang menjadi basis data ini dilakukan pada tahun 2019, sebelum pandemi merebak.
Beberapa hal yang dikatakan menjadi penyebab terjadinya kekurangan ini adalah banyaknya dokter yang akan pensiun dalam satu dekade ke depan, kurangnya slot residensi karena keterbatasan biaya, dan tingginya biaya pendidikan.
Peningkatan Rekrutmen Dokter Asing di NHS, Inggris
Menurut berita yang dirilis pada laman Daily Mail di Inggris, pada tahun 2022 lalu, National Health Service (NHS) Inggris merekrut lebih dari 12.000 dokter dari luar Inggris, sementara hanya sekitar 7.000 orang dokter yang berasal dari Inggris.
NHS Inggris mempekerjakan setidaknya 26.321 dokter pada tahun 2022, dimana 12.148 (46%) adalah warga negara asing dengan sebagian besar dokter berasal dari luar Uni Eropa.
India dan Pakistan adalah dua negara di luar Inggris dan di luar Uni Eropa yang “menyumbang” jumlah dokter terbanyak untuk bekerja di Inggris, diikuti oleh Nigeria, Mesir, Irlandia, Afrika Selatan, Yunani, Sudan, Italia, dan Rumania.
Juru bicara Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris mengatakan bahwa perekrutan dokter asing hanyalah salah satu bagian dari rencana pemerintah Inggris untuk menumbuhkan tenaga kerja di NHS dan untuk meningkatkan pasokan staf lokal.
Sejak tahun 2020 lalu, pemerintah Inggris mendirikan 5 medical school baru sebagai solusinya. Pemerintah Inggris juga mendanai 1.500 posisi di medical school per tahun, yang ini 25% lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumny.
Kesempatan Bagi Dokter Indonesia?
Sebagai negara dengan populasi yang besar dan dengan proporsi Fakultas Kedokteran (FK) yang besar, dan masih terus meningkat, Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi dokter dalam jumlah besar, seperti halnya di India dan di Pakistan.
Dokter Indonesia bisa saja menjadi solusi bagi kekurangan tenaga kesehatan di dunia, hanya saja ada beberapa tantangan yang harus bisa dilalui oleh para dokter Indonesia, terutama berkaitan dengan penyetaraan pendidikan dokter mereka. Karena tidak semua FK di Indonesia diakui oleh negara maju, seperti Amerika, atau Inggris, dan negara-negara persemakmurannya.
Terlepas dari penyetaraan gelar, dokter Indonesia sudah terbukti dapat menjalani pendidikan kedokteran, spesialisasi, hingga sub spesialisasi di luar negeri, dan tidak sedikit diantara mereka yang kemudian menetap dan berkarir di sana.
Kalau kamu, apakah siap melanjutkan karir dokter di luar Indonesia?