Dokter bekerja di International Health Agency? Seperti apa?

Selain bekerja sebagai klinisi, akademisi, ada satu jalur non-klinisi yang cukup bergengsi yang bisa diterjuni oleh seorang dokter, yakni bergabung dalam International Health Agency (IHA). Apa itu?

International Health Agency: Apa itu?

Siapa tidak kenal dengan World Health Organization alias WHO? Ya, WHO adalah salah satu contoh dari International Health Agency (IHA)

IHA adalah suatu lembaga atau institusi atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan bantuan kesehatan internasional untuk meningkatkan perawatan medis jangka panjang di negara-negara berkembang.

IHA bekerja dengan memberikan masukan atau dengan membantu pembentukan program atau penelitian untuk meningkatkan kesehatan di negara berkembang.

Selain WHO, beberapa IHA yang berada di bawah United Nations (UN) antara lain adalah World Bank. Ada juga beberapa IHA yang bekerja sama dengan negara tertentu, misalnya USAID (dengan US), JICA (dengan Jepang), dan sebagainya.

Ada pula non-governmental IHA seperti Bill and Melinda Gates Foundation, Doctors Without Borders, atau Helen Keller International.

Apakah dokter bisa bekerja di sana?

Tentu saja. Hal ini disampaikan oleh dr. Paramita Sudharto, MPH, dokter senior yang sudah puluhan tahun bekerja di dalam WHO Indonesia, di World Bank, dan juga di USAID, dalam webinar-nya bersama ILUNI FKUI.

Menurutnya, pengalamannya sebagai dokter dan bekerja di masyarakat, misalnya melalui kegiatan di puskesmas, dan kegiatannya selama bekerja di Departemen Kesehatan (sekarang Kemenkes) menjadi modal yang sangat bermanfaat untuk beliau bekerja di IHA.

Baca juga  Menjadi dokter di struktural: seperti apa sih?

Sebagai dokter, tugas dr. Paramita adalah memberikan masukan atau mencanangkan suatu program yang berkaitan dengan kesehatan di negara berkembang. Hal ini yang membawa dr. Paramita untuk bertugas tidak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara berkembang seperti Nepal dan Timor Leste.

Skill apa yang penting untuk bisa bekerja di International Health Agency?

Berdasarkan pengalamannya di berbagai IHA, dr. Paramita memiliki beberapa ketrampilan dan pengalaman penting yang perlu dimiliki jika ingin bekerja di IHA.

Salah satunya adalah ilmu di dalam public health. Ini terkait dengan ranah pekerjaan IHA yang sifatnya bertujuan untuk kepentingan publik.

Selain itu, kemampuan dalam menggunakan teknologi, seperti komputer, kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris, serta kemampuan menulis baik itu laporan, proposal, surat, dan policy brief juga menjadi suatu skill yang berguna di ranah IHA.

Karena jenis pekerjaan yang sifatnya internasional dan melibatkan banyak orang dari berbagai negara, maka kemampuan bergaul dengan berbagai kalangan, berbagai ras dan budaya juga menjadi titik yang penting.

“Salah satu yang kurang dari orang Indonesia adalah rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat,” tambah dr. Paramita. Dan hal itu merupakan salah satu poin kualitas yang penting dalam pekerjaan ini.

Pengalaman bekerja sebelumnya baik itu di puskesmas maupun di klinik juga akan sangat membantu, apalagi jika kita memiliki kemampuan manajerial, kepemimpinan, analisis situasi, dan terbiasa bekerja dengan tempo yang cepat, maka itu akan sangat membantu kita bekerja di IHA.

Bagaimana caranya supaya dokter bisa bekerja di International Health Agency?

dr. Paramita menyarankan bagi dokter yang memang tertarik bekerja di IHA untuk mencari peluang/lowongan di kantor IHA, terutama di IHA yang memiliki cabang lokal di negara kita.

Baca juga  Career Switch untuk Dokter: Pilihan Karir dan Tantangan bagi Dokter

“Misalnya WHO yang lokal, atau WHO yang ada di Jakarta,” jelas dr. Paramita dalam webinarnya. Menurut dr. Paramita, dokter fresh graduate pun dapat bergabung sebagai staf temporer misalnya sebagai supervisor dalam program yang dicanangkan oleh WHO Indonesia, seperti menjadi supervisor program vaksinasi tertentu di tingkat puskesmas.

Untuk posisi dengan jangka yang lebih panjang, seperti national professional officer, menurut dr. Paramita, dibutuhkan pengalaman yang cukup. “Not necessarily mempunyai (gelar) public health, tapi kita harus sudah punya pengalaman, karena pengalaman itu penting, terkait tugas (IHA) sebagai pemberi technical assistance” tambah dr. Paramita.

Berkecimpung di dalam program ke masyarakat ketika bekerja sebagai dokter internship di puskesmas bagi dr. Paramita akan memberikan banyak pengalaman bagi calon pendaftar untuk terekspos dengan pengalaman terkait publik.

Selain itu, dr. Paramita juga menekankan pentingnya networking yang baik dalam lini pekerjaan ini.

Sementara untuk pendaftaran, kita bisa langsung mengakses website dari masing-masing IHA untuk menemukan pembukaan lowongan dan mendaftar sesuai dengan informasi yang diberikan pada laman tersebut. Ditekankan lagi oleh dr. Paramita bahwa pengalaman bekerja 1-2 tahun sangatlah penting untuk pendaftaran.

Jadi, siapa yang tertarik bekerja di IHA?

Leave a Reply