#maujadippds: Ilmu Kesehatan ANAK! The wave of millennial generation

ppds ilmu kesehatan anak

Hayo siapa diantara sobat mimin yang kaget dengan peringkat dua??? Ternyata prodi Ilmu Kesehatan anak menempati ranking kedua. Setelah ngobrol dengan temen-temen PPDS IKA nih, jadi sadar beberapa hal menarik seputar PPDS IKA ini. Penasaran?

Nah, sebelum itu, kita bakal kasih beberapa fakta yang patut diketahui sebelum masuk prodi ini nih:

  • Ada 15 Center PPDS yang punya Prodi IKA. Dari semua center PPDS yang ada di Indonesia, ternyata cuma UNRI aja lho yang ngga punya prodi IKA. Jadi, jangan khawatir, banyak perahu di laut sana hehe. Cek tabelnya disini.
  • Lama Studi 8-9 semester. Ini kalo lancar sih. Yang pasti, bersiaplah untuk hidup penuh kelelahan dan kesambatan selama 8-9 semester.
  • Biaya Studi: SPP start from 6jt/semester dengan sumbangan mencapai 92 juta. Sudah siapkan kocek? SPP termurah ada di UNS (6). Sementara yang lain SPP nya ada di kisaran 10-19,5 jt dengan yang termahal ada di UNPAD (19,5). Sumbangan termahal ada di UNS (92) dan UB (65), sisanya ada diantara 10-40 juta an, diluar universitas yang menggunakan system UKT (UGM, UNUD) dan DKA (USU-jumlahnya tetap 7 juta)

 

Kenapa PPDS Ilmu Kesehatan Anak?

Selain karena “ilmunya menarik”, ternyata sebagian responden memilih IKA karena “suka anak-anak” atau “tidak suka melihat anak sakit”. Well, ngga bisa dipungkiri, menurut dr. Afrilia Intan, PPDS UGM. kunci untuk masuk prodi IKA, “soalnya nanti pasti berhadapan sama anak-anak yang rewel” ujarnya.  Menurut dr. Afrilia, peminat IKA memang semakin tahun semakin bertambah.

Apalagi untuk para dokter perempuan, selain bisa menolong pasien, ilmu kedokteran anak ini bisa diterapkan oleh para ibu dan calon ibu. Setali tiga uang dengan dr. Afrilia, dr. Vanessa Lini G., PPDS UNUD, juga percaya bahwa menjadi dokter anak turut berkontribusi menciptakan generasi masa depan. Keren nggak sih??

Baca juga  Daftar Center dan Program Studi PPDS se-Indonesia

Prospek Cerah?  

Gelombang informasi yang cepat saat ini melahirkan orangtua-orangtua dan ibu-ibu yang kritis terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak. “Apalagi anak-anak jaman now biasanya orang tuanya berasal dari generasi milenial yang semakin kesini semakin aware dengan isu kesehatan, vaksin, dan tumbuh kembang anak” jelas dr. Afrilia.

Pasti sering deh liat dokter influenser yang ternyata DSA alias dokter spesialis kenapa. Kenapa? Karena demand edukasi dibidang kesehatan anak ternyata sangat tinggi termasuk melalui platform media sosial! Ilmu kesehatan anak ngga lagi berkutat di kuratif saja, tapi juga di preventif!

Selain sibuk mewarnai dunia edukasi virtual, dokter anak juga bisa bekerja di RS, klinik, praktek pribadi. Ngga jarang DSA juga membuka pelayanan vaksin. Menurut dr. Vanessa Lini, masih banyak RS yang belum punya dokter spesialis anak, apalagi angka kelahiran di Indonesia masih tinggi”. Jadi untuk para calon spesialis anak, jangan khawatir.

Tips and trick jadi PPDS Ilmu Kesehatan Anak

Nah, untuk yang sekarang pingin jadi spesialis anak, dr. Afrilia berpesan, nomer satu harus siap lelah dan memantapkan hati, “Tugasnya banyak, pasiennya banyak pengawasan, karena pasien anak kondisinya cepet banget berubahnya”.

Selain itu, menurut dr. Vanessa, temen-temen harus punya semangat, dan tidak mudah putus asa, kalo ada kesempatan magang atau menulis publikasi, sebaiknya ikut. Karena bisa menambah poin kalo kita paham penelitian.

Jadi, sudah siap menuju PPDS Anak?

 

 

Leave a Reply