Dokter umum gaji besar? Ini rahasianya
Ketika dokter ingin meningkatkan income-nya, pasti menjadi dokter spesialis menjadi pilihannya. Padahal, dokter umum gaji besar bukannya tidak mungkin lho.
Salah seorang narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya, bercerita tentang pengalamannya sebagai dokter umum dengan gaji fantastis. Tidak tanggung-tanggung. Gajinya mencapai 42 juta per bulan.
Daftar isi
Dokter umum plus gelar S2 = gaji besar?
Meskipun tidak memiliki gelar spesialis, ternyata dokter umum bisa memiliki gaji fantastis. Hal ini dialami sendiri oleh sebut saja dr. A. Apa rahasianya?
Rahasianya adalah dengan bekerja sebagai dokter umum di sebuah perusahaan gas dan minyak di Indonesia.
Dirinya mengaku tidak memiliki gelar spesialisasi, hanya gelar magister kesehatan kerja ketika memulai bekerja di perusahaan tersebut. Hal ini mengantar dr. A mendapatkan tawaran langsung dari perusahaan tersebut untuk posisi permanen sebagai medical coordinator di perusahaan tersebut.
Gaji besar, pekerjaan berat?
Uniknya, meskipun memiliki gaji yang fantastis, dr. A mengaku jam kerja sebagai dokter perusahaan sangat manusiawi.
“Bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore saja. Dan ngga ada jaga malam,” jelas dr. A. Lokasi bekerjanya pun mengikuti lokasi perusahaan tersebut, yakni di ibu kota Jakarta.
Dokter umum gaji besar dengan benefit beragam
Tidak hanya gaji yang besar, bekerja di perusahaan besar ternyata juga memiliki keunggulan tersendiri selayaknya karyawan dengan posisi tinggi di perusahaan tersebut.
Selama bekerja di perusahaan tersebut dr. A juga menerima tunjangan lain, seperti THR, bonus tahunan, tunjangan cuti, yang besarnya masing-masing 1x gaji, hingga tunjangan kepemilikan rumah dan mobil.
Untuk yang beragama muslim, bahkan juga disediakan tunjangan untuk ibadah haji. Bagi pegawai yang bekerja jangka panjang pun, ada penghargaan masa kerja juga.
Dan yang paling menenangkan adalah adanya medical benefit yang unlimited sesuai dengan indikasi medis.
“Anak saya lahir prematur, dan rawat inap di NICU selama 40 hari, dan itu di cover full oleh perusahaan,” ujar dr. A.
Pesan bagi sejawat dokter umum
Dr. A berpesan, bagi teman-teman yang ingin ambil spesialisasi, atau S2/S3, jangan menjadikan uang sebagai motivasi. Apalagi memilih spesialisasi hanya berdasarkan besar penghasilannya. Sebab rejeki akan mengikuti kemanapun kita pergi.
Sebaliknya, sebaiknya dokter mengikuti jiwa dan passion-nya masing-masing. Meskipun hanya dokter umum, tapi dengan bekerja dengan hati, dengan mengikuti keinginan masing-masing, maka tidak mustahil bagi dokter umum sekalipun untuk mendapatkan rejeki berlebih.
“Apalagi kalau kerjanya ngga dari hati, berat pasti nanti menjalaninya” tambah dr. A, “makanya, pilihlah pekerjaan/spesialisasi berdasarkan passion dan pilihlah yang kira-kira akan bring out the best of us to serve others”.
Bahkan, dari kesempatannya bekerja di perusahaan tersebut, dr. A mendapat kesempatan untuk melanjutkan spesialisasi sesuai dengan posisinya saat ini. Lebih enaknya, spesialisasi tersebut dapat dijalani sambil bekerja.
Bagaimana pendapat teman-teman?