#maujadiawardeeLPDP spesialis: dari LPDP ke PPDS impian
Yang pasti, menurut dr. Daniel, pertanyaan seputar kontribusi pasca studi akan menjadi pertanyaan utama. “Ditanya kenapa di Ketapang, apakah di sana dokternya kurang atau sama sekali ngga ada, pengadaan obatnya gimana, sampai apa yang akan kamu lakukan di sana secara kongkrit,” jelasnya.
Selain itu, pertanyaan-pertanyaan lainnya akan sangat berkaitan dengan apa yang kita tulis di esai, seperti kelebihan dan kekurangan diri, dan sebagai macamnya.
“Ada juga pertanyaan tentang kegagalan yang paling diingat, dan kita jelasin aja, karena interviewer pingin tahu juga kalau kita gagal, bagaimana coping-nya” tambah dr. Daniel.
Dari awardee LPDP spesialis, ke PPDS impian
Setelah berhasil menjadi awardee LPDP, dr. Daniel langsung mendaftar kembali ke prodi PPDS yang sama dengan sebelumnya, yaitu Prodi Kardiovaskular di UGM, dan dinyatakan diterima sebagai PPDS di semester ganjil tahun 2023 ini.
Menurut pengalamannya, kini penerima beasiswa LPDP jumlahnya semakin banyak, bahkan dalam batch pendaftar yang sama dengan dr. Daniel, ada setidaknya 9-11 awardee LPDP spesialis. Padahal, jumlah PPDS total yang diterima hanya 12 saja, dan tidak mungkin kesemuanya adalah penerima LPDP. Sehingga, persaingannya tetap terbilang ketat.
“Memegang beasiswa LPDP tidak bisa menjadi jaminan akan diterima PPDS, karena ada juga calon dari PNS misalnya, dan masih ada faktor penentu lain seperti nilai ujian, dan lain sebagainya,” jelas dr. Daniel.
Hanya saja, dengan menjadi awardee LPDP spesialis, ada nilai lebih dari sisi finansial dan dari sisi penempatan pasca studi. Sebab ternyata, dari ke-12 PPDS yang diterima, mayoritas merupakan awardee LPDP, atau merupakan PNS daerah yang sudah jelas penempatan pasca studinya.
Ada Tips dan Trik jadi awardee LPDP spesialis dan diterima PPDS?
“Kalau melihat statistik, sepertinya banyak penerima LPDP yang berasal dari luar pulau (Jawa) sesuai dengan program pemerataan spesialis,” dr. Daniel bercerita. Menurutnya, dirinya berhasil mendapat LPDP karena ada faktor keberuntungan, sebab dirinya adalah anak luar pulau yang memilih prodi jantung yang termasuk program yang diprioritaskan, sehingga peluangnya menjadi tinggi.
Untuk mempertinggi peluang diterima, dr. Daniel menyarankan untuk calon awardee memiliki pengalaman bekerja di daerah. “Mereka (LPDP) perlu diyakinkan apakah kita benar-benar akan kerja di daerah. Mungkin untuk rekomendasi, kita bisa saja mendapatkannya, tapi tanpa ada pengalaman kerja di daerah, menurut saya akan lebih sulit untuk meyakinkan kalau kita mau ke daerah mereka”.
Selain itu, kita harus bisa membuktikan bahwa kontribusi kita memang visible dan dapat dilakukan.
Satu tips yang paling bermanfaat untuk persiapan tes LPDP adalah dengan latihan wawancara dengan para awardee LPDP, baik dari awardee spesialis maupun awardee S2/S3. “Beda banget sama yang ngga latian dengan awardee, mereka lebih gagap. Dan dari para awardee itu kita bisa dapet feedback, malah terutama dari awardee S2/S3” jelas dr. Daniel.
Sementara untuk PPDS sendiri, dr. Daniel menyarankan untuk banyak-banyak mencari informasi terkait dengan center yang dituju, dengan bertanya ke senior di center tersebut misalnya.
Kemudian, persiapan ujian dan materi yang akan diujikan juga perlu dipahami dan dilatih. Termasuk belajar dari soal-soal ujian tahun lalu. “Aku ikut kelas online juga waktu itu untuk belajar ujian jurnal reading yang benar bagaimana,” jawab dr. Daniel.
Sementara untuk ujian wawancara, dr. Daniel menyarankan untuk mencari kisi-kisi pertanyaan yang mungkin ditanyakan, dan berlatih cara menjawab pertanyaan tersebut.
Nah, kalau kalian, sudah siap belum menyongsong mimpi jadi PPDS lewat beasiswa LPDP?
Buat yang ingin lebih mantab dalam mempersiapkan pendaftaran LPDP Spesialis, boleh cek kelas khusus #maujadiawardeeLPDP Spesialis di laman kelas kami!