Magister Biomedis: Mengenal jurusan S2 dan prospeknya

Buat yang ingin mengambil jenjang magister atau S2 di dalam negeri, Magister Biomedis merupakan salah satu jurusan S2 yang cukup terkenal dan banyak ditemukan di beberapa Universitas di tanah air. Tapi, apakah teman-teman sudah mengetahui bidang biomedis dan prospek ke depannya?

Dalam sesi “Sarapan Bareng” bersama dr. Risa Ramadhiani, M. Biomed, PhD melalui IG Live pada hari Minggu 11 September 2022 kemarin, dr. Risa memberikan beberapa gambaran terkait jurusan S2 tersebut.

Magister biomedis: Mempelajari apa?

Menurut pengalamannya, dr. Risa mendefinisikan jurusan ini sebagai jurusan S2 dimana peserta didiknya akan belajar lebih mendalam tentang sisi molekular dari kehidupan. Peserta didik S2 biomedis nantinya akan mempelajari lebih dalam tentang protein, DNA, utamanya dalam patofisiologi suatu penyakit secara mendetail.

Untuk dapat mempelajari sisi molekuler tersebut, biasanya peserta didik akan “hands on” langsung dengan beberapa prosedur dan teknik molekuler, seperti Polymerase Chain Reaction (PCR), qPCR, hingga Western Blot untuk menganalisa baik DNA, RNA, dan protein.

Selain itu, biomedis juga tidak hanya mengedepankan topik bioinformatika seperti pemodelan interaksi DNA dan protein, hingga yang terbaru adalah pemanfaatan teknologi dan pengolahan sequencing dari materi genetik.

Peminatan dalam Magister Biomedis

Dalam Magister Biomedis sendiri, nantinya akan terbagi menjadi beberapa peminatan. Di Universitas Brawijaya, tempat di mana dr. Risa melanjutkan jenjang S2-nya, ada beberapa peminatan dalam lingkup Magister Biomedis, seperti peminatan penyakit kronik, parasitologi, dan imunologi.

Peserta didik magister bebas peminatan sesuai dengan minat studi masing-masing. “Saya mengambil peminatan penyakit kronik, dan mengambil spesifikasi penyakit jantung, yaitu Hipertensi” jelas dr. Risa.

Baca juga  Dokter lulusan S2: Kerja di mana?

Dalam penelitian magisternya, dr. Risa terjun langsung ke ranah klinis untuk mengambil sampel darah dari pasien, untuk selanjutnya dilakukan genetic sequencing, dimana dr. Risa menemukan SNP (single nucleotide polymorphism) pada gen Angiotensinogen (AGT). SNP ini berhubungan dengan variasi ikatan terhadap transcription factor yang mempengaruhi kadar AGT dan berhubungan dengan respon terapi Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) pada penderita hipertensi.

Apa saja kegiatan Magister Biomedis?

Untuk mendalami ilmu biomedis, kegiatan belajar mengajar tidak hanya melibatkan kuliah di kelas, tapi juga eksperimen secara langsung baik di “wet lab” maupun “dry lab”.

Di dalam “wet lab” atau laboratorium basah, peserta didik akan mengerjakan secara mandiri beberapa prosedur molekular seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Sementara di dalam “dry lab”, peserta didik dapat melakukan pembelajaran bioinformatika, yang mana saat ini arah penelitian di dunia mulai berjalan ke arah “dry lab” ketimbang “wet lab”. “Ilmu bioinformatika yang dipelajari dalam magister biomed akan banyak bermanfaat ke depannya” ujar dr. Risa.

Dalam pengalamannya, dr. Risa melakukan genetic sequencing di dalam wet lab, dimana ia menemukan SNP pada suatu gen. Hasil ini kemudian diintegrasikan dengan pemodelan interaksi DNA-protein yang dilakukannya di dalam dry lab.

Lulus S2 Biomedis, lalu apa?

Salah satu pilihan yang umum bagi lulusan S2 adalah menjadi dosen. Namun, dr. Risa menegaskan bahwa kesempatan ini perlu dilihat tidak hanya di dalam negeri saja, tapi juga di luar negeri, “apalagi jika memiliki banyak publikasi, itu bisa jadi “sangu” untuk daftar dosen di luar” tukas dr. Risa.

Selain itu, peluang untuk kembali ke klinis pasca S2 sebagai PPDS juga tidak tertutup. Menurutnya, menjalani pendidikan S2 dapat merubah mindset, sehingga pola berpikir akan lebih sistematis dalam memecahkan masalah kesehatan pada pasien.

Baca juga  Master of Science in Cardiovascular Science: Sulitkah? #maujadimaster #masterinUK

Yang kedua, memiliki gelar dan pengalaman S2 dapat menjadi poin tambahan untuk pendaftaran PPDS, sehingga para dokter S2 ini memiliki keuntungan di bidang administrasi.

Bagi yang tidak ingin kembali ke klinis maupun akademis, bekerja di industri merupakan salah satu peluang yang bagus bagi lulusan S2 Biomedis. Misalnya dengan bekerja di industri farmasi, sebagai medical affairs yang menjembatani dunia klinis dan dunia industrial, atau sebagai bagian dari research and development (R&D).

Khusus bagi lulusan yang tertarik dengan teknologi dan pemanfaatannya, bekerja di startup di bidang kesehatan juga dapat menjadi peluang yang cocok bagi alumni magister biomedis.

Terakhir, lulusan magister biomedis memiliki kesempatan besar untuk melanjutkan ke jenjang S3/doktoral.

Kesimpulan

Magister biomedis merupakan salah satu jurusan magister yang umum ditemukan di Indonesia. Jurusan ini sangat cocok untuk para dokter yang memiliki ketertarikan di bidang penelitian, terutama penelitian molekular, dengan peminatan apapun.

Lulusan magister biomedis juga memiliki kesempatan yang cukup besar di berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tidak perlu khawatir dalam meniti karir ke depannya.

Bagi yang ingin mendengar penuturan langsung dr. Risa, dapat melihat bincang-bincang melalui akun IG kami @maujadiapanih.

Leave a Reply